BUDIDAYA KELAPA ( Cocos nucifera )



Kelapa adalah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan atau Arecaceae dan merupakan anggota tunggal dalam marga Cocos. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serba guna, khususnya bagi masyarakat pesisir.

Pohon dengan batang tunggal atau kadang-kadang bercabang. Akar serabut, tebal dan berkayu, berkerumun membentuk bonggol, adaptif pada lahan berpasir pantai. 
Batang beruas-ruas namun bila sudah tua tidak terlalu tampak, khas tipe monokotil dengan pembuluh menyebar (tidak konsentrik), berkayu. Batang pohon kelapa banyak digunakan untuk bagian atap dari sebuah bangunan rumah. Batang pohon kelapa tidak boleh terkena air atau lembab karena akan menyebabkan kerusakan. Untuk mengatasi keterbatasan dari batang pohon kelapa kebanyakan masyarakat memilih batang kelapa yang sudah tua, kering dan sebagian masyarakat mengolesinya dengan oli ( oli bekas kendaraan atau oli tab ).
Daun tersusun secara majemuk, menyirip sejajar tunggal, pelepah pada ibu tangkai daun pendek, duduk pada batang, warna daun hijau kekuningan. 
Bunga tersusun majemuk pada rangkaian yang dilindungi oleh bractea; terdapat bunga jantan dan betina, berumah satu, bunga betina terletak di pangkal karangan, sedangkan bunga jantan di bagian yang jauh dari pangkal. Buah besar, diameter 10 cm sampai 20 cm atau bahkan lebih, berwarna kuning, hijau, atau coklat; buah tersusun dari mesokarp berupa serat yang berlignin, disebut sabut, melindungi bagian endokarp yang keras (disebut batok) dan kedap air; endokarp melindungi biji yang hanya dilindungi oleh membran yang melekat pada sisi dalam endokarp. Endospermium berupa cairan yang mengandung banyak enzim, dan fasa padatannya mengendap pada dinding endokarp ketika buah menua; embrio kecil dan baru membesar ketika buah siap untuk berkecambah (disebut kentos).
Kelapa secara alami tumbuh di pantai dan pohonnya mencapai ketinggian 30 m. Ia berasal dari pesisir Samudera Hindia, namun kini telah tersebar di seluruh daerah tropika. Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga ketinggian 1000 m dari permukaan laut, namun akan mengalami pelambatan pertumbuhan.

Kelapa adalah pohon serba guna bagi masyarakat tropika. Hampir semua bagiannya dapat dimanfaatkan orang. Akar kelapa dapat dimanfaatkan untuk pembuatan alat-alat dapur seperti "uleg-uleg" ( bahasa jawa ) dan dapat juga dipakai untuk hiasan dan peralatan mebel seperti kursi dll.
Batangnya, yang disebut glugu dipakai orang sebagai kayu dengan mutu menengah, dan dapat dipakai sebagai "usuk " untuk rumah. Dan tidak jarang yang memanfaatkan kayu kelapa untuk "blandar" ( bahasa jawa ) tiyang penyanggah utama sebuah rumah.

Daunnya dipakai sebagai atap rumah setelah dikeringkan. Daun muda kelapa, disebut janur, dipakai sebagai bahan anyaman dalam pembuatan ketupat atau berbagai bentuk hiasan yang sangat menarik, terutama oleh masyarakat Jawa dan Bali dalam berbagai upacara, dan menjadi bentuk kerajinan tangan yang berdiri sendiri (seni merangkai janur). Tangkai anak daun yang sudah dikeringkan, disebut lidi, dihimpun menjadi satu menjadi sapu lidi.
Tandan bunganya, yang disebut mayang (sebetulnya nama ini umum bagi semua bunga palma), dipakai orang untuk hiasan dalam upacara perkawinan dengan simbol tertentu. Bunga betinanya, disebut bluluk (bahasa Jawa), dapat dimakan. Cairan manis yang keluar dari tangkai bunga, disebut (air) nira atau legèn (bahasa Jawa), dapat diminum sebagai penyegar atau difermentasi menjadi tuak.

Buah kelapa adalah bagian paling bernilai ekonomi. Sabut, bagian mesokarp yang berupa serat-serat kasar, diperdagangkan sebagai bahan bakar, pengisi jok kursi, anyaman tali, keset, serta media tanam bagi anggrek. Tempurung atau batok, yang sebetulnya adalah bagian endokarp, dipakai sebagai bahan bakar, pengganti gayung, wadah minuman, dan bahan baku berbagai bentuk kerajinan tangan dan untuk obat penawar racun ( arang tempurung kelapa )

Endosperma buah kelapa yang berupa cairan serta endapannya yang melekat di dinding dalam batok ("daging buah kelapa") adalah sumber penyegar populer. Daging buah muda berwarna putih dan lunak serta biasa disajikan sebagai es kelapa muda atau es degan. Cairan ini mengandung beraneka enzim dan memilki khasiat penetral racun dan efek penyegar/penenang. Beberapa kelapa bermutasi sehingga endapannya tidak melekat pada dinding batok melainkan tercampur dengan cairan endosperma. Mutasi ini disebut (kelapa) kopyor. Daging buah tua kelapa berwarna putih dan mengeras. Sarinya diperas dan cairannya dinamakan santan. Daging buah tua ini juga dapat diambil dan dikeringkan serta menjadi komoditi perdagangan bernilai, disebut kopra. Kopra adalah bahan baku pembuatan minyak kelapa dan turunannya. Cairan buah tua kelapa biasanya tidak menjadi bahan minuman penyegar dan merupakan limbah industri kopra. Namun demikian dapat dimanfaatkan lagi untuk dibuat menjadi bahan semacam jelly yang disebut nata de coco dan merupakan bahan campuran minuman penyegar.

Sejak beberapa dekade belakangan ini dirasa tidak ada kepedulian dan keberpihakan pemerintah, dalam upaya mengembangkan budidaya tanaman kelapa di Indonesia. Dibanding negara lain, dalam pengembangan budidaya tanaman kelapa di Indonesia, kelemahannya ada di peraturan. Jadi peraturan yang dibuat pemerintah tidak mendukung sama sekali pengembangan budidaya tanaman kelapa.

Seharusnya pemerintah memberi kemudahan, proteksi, dan ada keberpihakan serta kepedulian terhadap upaya pengembangan budidaya tanaman kelapa. Hal itu ternyata tidak dilakukan pemerintah, dan lagi-lagi kebijakan pemerintah mengarah kepada pasar bebas. Sehingga para pelaku usaha di industri kelapa bergerak sendiri-sendiri. Hal itu dinilai tidak benar, sedangkan seharusnya dunia usaha bersama pemerintah, bergerak bersama-sama mengembangkan budidaya tanaman kelapa.

Pemerintah seharusnya mempertahankan predikat Indonesia sebagai negara produsen kelapa terbesar di dunia. Tanaman kelapa dapat bertumbuh hampir di seluruh wilayah Indonesia, karena tidak membutuhkan persyaratan khusus. Perkebunan kelapa di Indonesia semuanya merupakan perkebunan rakyat, sedangkan swasta tidak berminat membangunan perkebunan kelapa, karena peraturannya tidak mendukung. Endang S. Thohari, Wakil Ketua Harian Forum Kelapa Indonesia (FOKPIJ menyatakan kepada Business News.

Pada saat sedang demam kelapa sawit, pemerintah terus berupaya mendorong swasta untuk membangun perkebunan kelapa sawit dengan berbagai kemudahan dan fasilitas. Sedangkan pengembangan perkebunan kelapa dilupakan sama sekali. Malaysia sebagai salah satu negara penghasil minyak sawit terbesar dunia, dan memiliki perkebunan kelapa sawit terluas, namun di sela-sela tanaman kelapa sawit, masih diharuskan ditanami kelapa. Pada waktu melihat perkebunan kelapa sawit di Malaysia, ternyata di sana tidak semua lahannya ditanami kelapa sawit, tetapi di sela-sela dan tengah-tengah perkebunan kelapa sawit masih ada tanaman kelapa. Jadi perkebunan kelapa sawit selain menghasilkan buah kelapa sawit juga menghasilkan buah kelapa. Kemudian mereka juga mengembangkan industri hilir, yang mengolah menjadi berbagai produk dari kelapa.

Kelapa di Indonesia Tanpa Peremajaan

Sementara ini tanaman kelapa di Indonesia masih dianggap sebagai tanaman keturunan dari orang tua, sehingga tidak ada peremajaan sama sekali. Malah Balai Penelitian Kelapa di Menado yang lahannya digunakan untuk penelitian, telah berubah fungsi menjadi arena pacuan kuda. Setelah terjadi penyalah-gunaan hak pakai lahan penelitian kelapa tersebut, temyata pemerintah pusat tidak melakukan tindakan apa-apa. Selain lembaga penelitian kelapa tidak diurusi, tenaga ahli peneliti kelapa juga tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah. Akibatnya para peneliti utama harus bekerja keras di luar penelitian, guna mendapatkan tambahan pendapatan.

Tanaman kelapa bisa tumbuh di mana saja. Produk turunan kelapa bisa dijadikan komoditi andalan ekspor Indonesia. Namun hal itu sulit terwujud karena tidak ada keberpihakan dan kepedulian dari kebijakan pemerintah. Dengan dikembangkan produk turunan kelapa menjadi salah satu komoditi andalan ekspor, diharapkan industri hilirnya akan dapat menciptakan lapangan kerja baru.

Sedangkan masyarakat Indonesia lebih familiar terhadap kelapa sawit dibandingkan dengan kelapa. Kelebihan dari potensi pengembangan produk turunan kelapa oleh pemerintah tidak pernah diberi peluang, sehingga mengurangi minat masyarakat dunia usaha untuk mengembangkan tanaman kelapa.

Dahulu pemerintah pernah mencanangkan pengembangan tanaman kelapa hibrida secara besar-besaran. Namun implementasi dari kebijakan tersebut tidak berlanjut, sehingga setelah program selesai masyarakat tidak berminat melanjutkan kegiatan tersebut

Masyarakat menilai kelapa hibrida isi dagingnya tipis, sehingga menghasilkan kopra dan minyak sedikit, dibanding kelapa biasa. Karenanya ke depan lembaga penelitian harus berupaya menghasilkan benih kelapa hibrida yang dagingnya tebal. Dengan demikian produktivitas kelapa hibrida lebih tinggi, karena dengan usia pendek sudah berbuah, dan buahnya lebih banyak dibanding kelapa biasa.

Dulu di Lampung pernah dikembangkan perkebunan kelapa oleh perusahaan swasta Namun dengan maraknya perkembangan perkebunan kelapa sawit, kemudian tanaman kelapa diganti dengan tanaman kelapa sawit. Untuk mengembangkan perkebunan kelapa harus ada political will dari pemerintah dalam hal meremajakan tanaman kelapa secara besar-besaran, maupun mengundang investor yang berminat mengembangkan perkebunan kelapa.

Selain itu, pola kebijakan yang ditempuh pemerintah Malaysia hendaknya bisa diterapkan di sini. Misalnya di setiap perkebunan kelapa sawit harus dialokasikan 1% lahannya untuk ditanami kelapa. Satu pohon tanaman kelapa sawit menyedot air sampai 200 liter, sedangkan tanaman kelapa tidak banyak menyedot air. Selain itu tanaman kelapa secara tidak langsung juga, akan mendapatkan manfaat dari imbasnya pemupukan tanaman pokoknya (kelapa sawit).

Sejarah Singkat Tanaman Kelapa " Asal Mula Kelapa "
Kelapa merupakan tanaman perkebunan/industri berupa pohon batang lurus dari famili Palmae. Ada dua pendapat mengenai asal usul kelapa 
1. Menurut D.F. Cook, Van Martius Beccari dan Thor Hejerdahl tnm Kelapa berasal dari Amerika Selatan karena :
Beberapa genus cocos ditemukan Amerika selatan ternyata tidak ada hubungan dengan Kelapa di Asia
2. Menurut Berry, Werth, Mearil, Mayurathan, Lepesma dan Pureseglove tanaman Kelapa berasal dari Asia atau Indo Pasifik dengan alasan :
           Ditemukan fosil genus cocos di Pleiocene-North Auckland Selandia Baru
           Di Asia lbh banyak ditemui varietas kelapa dibanding dng di Amerika
           Ditemukan binatang – binatang yg makanan utamanya Kelapa, spt ketam dll

Kata coco pertama kali digunakan oleh Vasco da Gama, atau dapat juga disebut Nux Indica, al djanz al kindi, ganz-ganz, nargil, narlie, tenga, temuai, coconut, dan pohon kehidupan.

SISTEMATIKA TANAMAN KELAPA
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Palmales
Famili : Palmae
Genus : Cocos
Spesies : Cocos nucifera. Linneaeus

Tanaman Kelapa

MORFOLOGI TANAMAN KELAPA
AKAR

1. Akar serabut, jml 2.000 – 4.000 helai/phn
2. Kebanyakan berada di permukaan tanah bisa mencapai 15 m sebagian masuk ke dlm tanah sampai 3,5 m
3. Terdapat akar adventif di pangkal batang dan bila masuk ke dlm tanah berfungsi sbg akar biasa
4. Besar akar kira 21 cm, warna dr putih ? merah muda kmd merah tua
5. Akar serabut bercabang2 dan rambut akar berfungsi sbg penyerap unsur hara(bag yg aktif bergelembung 2 putih diujung akar

BATANG
1. Mempunyai satu ttk tumbuh diujung batang
2. Tinggi bisa 30 m, diameter 20-30 cm
3. Pertambahan panjang 1,5 m/thn utk muda, 0,5 m utk dewasa dan 10-15 cm utk yg tua
4. Dalam 1 tahun rata2 keluar 12 pelepah daun
5. Stl pangkal batang terbentuk , tdk akan membesar lagi
6. Ujung batang mengandung zat gula disebut umbut/merup ttk tumbuh

DAUN
Mahkota terbentuk 4-6 helai saling membalut
Tahap 2 tetap berjumlah 4-6 helai ukuran lbh besar terlepas ttp msh blm membuka
Daun mempunyai panjang 5-8 m. berat 10-15 kg
Pohon dewasa memiliki 30-40 pelepah daun dan jml daun yang terbentuk dan gugur seimbang 14 helai
Pd waktu muda tumbuh tegak semakin tua semakin condong akhirnya terkulai dan berguguran

BUNGA
Berbunga pada umur 3-8 thn
Karangan bunga tumbuh dr ketiak daun
Proses penyerbukan sendiri (Genjah ) dan silang untuk Kelapa dalam
Bunga berkarang disebut inflorescentia (Mayang/Manggar)

5. Bagian bunga kelapa adalah : Bunga kelapa (manggar) keluar dr ketiak daun dan tertutup seludang (Spatha) dng panjang 80-90 cm Manggar terdiri dr induk tangkai bunga dan bercabang sebanyak 30-40 helai. Pada pangkal cabang tumbuh bunga betina(1-2 bh) kmd disusul bunga jantan (150-200 bh). Bunga jantan terdiri dr 3 helai mahkota, 3 helai kelopak dan 6 helai benangsari. Bunga betina berukuran± 3 cm, kelopak bunga ± 5 , mahkota bunga tebal membungkus hampir semua b ag bunga betina, putik tdk bertangkai, b ekas benang sari 6 bh, dsr buah terdiri dr 3 ruang (carpel) dan 1 bakal biji tp yg normal hanya 1

BUAH
1. 3-4 minggu stl mayang membuka bunga betina mulai tumbuh
2. 1/2 - 2/3buah muda gugur, sampai 2 bulan dan buah yg rontok berkurang

Sentra Penanaman
Kelapa banyak terdapat di negara-negara Asia dan Pasifik yang menghasilkan 5.276.000 ton (82%) produksi dunia dengan luas ± 8.875.000 ha (1984) yang meliputi 12 negara, sedangkan sisanya oleh negara di Afrika dan Amerika Selatan. Indonesia merupakan negara perkelapaan terluas (3.334.000 ha tahun 1990) yang tersebar di Riau, Jateng, Jabar, Jatim, Jambi, Aceh, Sumut, Sulut, NTT, Sulteng, Sulsel dan Maluku, tapi produksi dibawah Philipina (2.472.000 ton dengan areal 3.112.000 ha), yaitu sebesar 2.346.000 ton.

JENIS – JENIS KELAPA
Kelapa (Cocos nucifera) termasuk familia Palmae dibagi tiga: (1) Kelapa dalam dengan varietas viridis (kelapa hijau), rubescens (kelapa merah), Macrocorpu (kelapa kelabu), Sakarina (kelapa manis, (2) Kelapa genjah dengan varietas Eburnea (kelapa gading), varietas regia (kelapa raja), pumila (kelapa puyuh), pretiosa (kelapa raja malabar), dan (3) Kelapa hibrida

A KELAPA GENJAH ( DWARF COCONUT)

1. Pohon relatif lbh rendah
2. Batang kecil lurus tanpa bol
3. Mulai berbunga 3-4 tahun
4. Jumlah buah per tandan banyak 10-30 bh/tandan 
5. Fase pembuahan 11-12 bulan
6. Kualitas kopra kurang bagus
7. Umur 25 thn produksi mulai menurun
Contoh : Kelapa gading, kelapa raja, kelapa puyuh, kelapa raja malabar. (Malayan Yellow Dwarf, Malayan red dwarf, Nias Yellow dwarf, Cameron red dwarf)

B. KELAPA DALAM (TALL COCONUT)
1. Batang tinggi besar , dasar membentuk bol
2. Tinggi batang 15-18 m, mahkota terdiri dr 25-40 daun,terbuka penuh panjang daun 5-7 m
3. Pembungaan lambat 7-8 thn, fase pembuahan 12 bulan, 
4. Jumlah buah 6-12 bh/tandan 
5. Umur bisa mencapi 90 th
6. Kopra, minyak dan sabutnya berkualits baik
Contoh : Kelapa dalam hijau, merah coklat dan kelapa dalam kelabu coklat
Berdasarkan tempat maka jenis kelapa dalam adalah :Tipe Bali, Mapanget, Tulungagung/beji, Banyuwangi/beji, Tipe mentok/banyumas , Tenga 
Varietas baru yang dilepas Kelapa baru 1, Kelapa Baru 2, Kelapa Baru 3 dan Kelapa Baru 4
.
C. KELAPA HIBRIDA
Mulai berbuah lbh cepat yaitu 3-4 th
Produksi kopra lbh tinggi (6-7 ton /Ha/th, pd umur 10 tahun
Potensi berbuah tinggi ± 140 bh/phn/th
Daging buah tebal dan keras
Kadar minyak relative tinggi
Habitus tanaman sedang / antara dwarf dan tall
Lebih tahan terhadap gangguan hama dan penyakit
Contoh :
PB 121 ( MYD/MRD X WAT) introduksi /Bank dunia
KHINA 1, KHINA 2 DAN KHINA 3

.
D. KELAPA KOPYOR
Adalah kelapa abnormal yang terjadi secara genetik. Daging buah (albumen) berbutir-butir, lunak dengan susunan longgar dan berkadar minyak rendah Kentos tidak berfungsi sebagai alat pengisap zat makanan.
Susunan lembaga sangat lemah/ lunak shg tdk mampu menembus lapisan sabut utk tumbuh
Tidak dapat digunakan sbg benih
Cara mendapat kelapa kopyor
1. Pohon kelapa yg bisa menghasilkan sebagian buah kopyor diambil buahnya utk dijadikan bibit dan ditanam (% keberhasilan 2,1 sampai 17,5 %)
2. Buah yg sdh masak diambil dan disimpan ± 1 minggu, kmd direndam dlm Air kapur ± 10 hari.Lubang tempat penanaman mulai dr bawah diisi kapur 1/3 bag, ijuk/jerami 1/3 bag dan bibit ditanam dan ditimbun tanah. Bila tnm sdh berbuah kulit btng dikupas mulai dr permukaan tanah sampai 50 cm keatas dan dipukul setiap hari selama 1 minggu
3 Kultur embrio
.
Manfaat Tanaman Kelapa
Kelapa dijuluki pohon kehidupan, karena setiap bagian tanaman dapat dimanfaatkan seperti berikut: (1) sabut: coir fiber, keset, sapu, matras, bahan pembuat spring bed; (2) tempurung: charcoal, carbon aktif dan kerajinan tangan; (3)daging buah: kopra, minyak kelapa, coconut cream, santan, kelapa parutan kering(desiccated coconut); (4) air kelapa: cuka, Nata de Coco; (5) batang klelapa: bahan bangunan untuk kerangka atau atap; (6) daun kelapa: Lidi untuk sapu, barang anyaman (dekorasi pesta atau Mayang); (7) nira kelapa: gula merah (kelapa). Dan sebagian besar manfaat tanaman kelapa sudah kami jelaskan diatas.

BUAH KELAPA DAN KANDUNGANNYA
Buah kelapa terdiri dari kulit luar, sabut, tempurung, kulit daging (testa), daging buah, air kelapa dan lembaga.

Kulit luar. Kulit luar merupakan lapisan tipis (0,14 mm) yang mempunyai permukaan licin dengan warna bervariasi dari hijau, kuning sampai jingga, tergantung kepada kematangan buah. Jika tidak ada goresan dan robek, kulit luar kedap air.

Sabut. Sabut kelapa merupakan bagian yang cukup besar dari buah kelapa, yaitu 35 % dari berat keseluruhan buah. Sabut kelapa terdiri dari serat dan gabus yang menghubungkan satu serat dengan serat lainnya. Serat adalah bagian yang berharga dari sabut. Setiap butir kelapa mengandung serat 525 gram (75 % dari sabut), dan gabus 175 gram (25 % dari sabut).

Tempurung. Tempurung merupakan lapisan keras yang terdiri dari lignin, selulosa, metoksil dan berbagai mineral. Kandungan bahan-bahan tersebut beragam sesuai dengan jenis kelapanya. Struktur yang keras disebabkan oleh silikat (SiO2) yang cukup tinggi kadarnya pada tempurung. Berat tempurung sekitar 15~19 % dari berat keseluruhan buah kelapa.

Kulit daging buah. Kulit daging buah adalah lapisan tipis coklat pada bagian terluar daging buah.

Daging buah. Daging buah merupakan lapisan tebal (8~15 mm) berwarna putih. Bagian ini mengandung berbagai zat gizi. Kandungan zat gizi tersebut beragam sesuai dengan tingkat kematangan buah. Daging buah tua merupakan bahan sumber minyak nabati (kandungan minyak 35 %).

Air kelapa. Air kelapa mengandung sedikit karbohidrat, protein, lemak dan beberapa mineral. Kandungan zat gizi ini tergantung kepada umur buah. Disamping zat gizi tersebut, air kelapa juga mengandung berbagai asam amino bebas. Pada tabel 3 dapat dilihat kandungan zat air buah kelapa tua dan muda.

Setiap butir kelapa dalam dan hibrida mengandung air kelapa masing-masing sebanyak 300 dan 230 ml dengan berat jenis rata-rata 1,02 dan pH agak asam (5,6). Air kelapa dapat digunakan sebagai media pertumbuhan mikroba, misalnya Acetobacter xylinum untuk produksi nata de coco.

 

SYARAT PERTUMBUHAN

KONTUR TANAH Datar sampai kemiringan 3 %, lbh dr 3 % dibuat teras individu 
SIFAT FISIK TANAH 
Struktur tanah baik
2. Drainase dan aerasi baik
3. Permukaan air tanah dalam minimal 1 meter
4. Keadaan air tanah bergerak
5. Kemampuan tanah menahan air cukup
6. Solum cukup dalam minimal 1 meter
SIFAT KIMIA TANAH
Kisaran pH 5-8 , opt 5,5-6,5
Bahan organik cukup
Unsur esensial cukup N, P,K,Ca, Mg, S, CL, Fe, Mn, Zn, B, Cu, dan Mo

SYARAT PERTUMBUHAN
- Tanah yang ideal untuk penanaman kelapa adalah tanah berpasir , berabu gunung, dan tanah berliat. dengan pH tanah 5,2 hingga 8 dan mempunyai struktur remah sehingga perakaran dapat berkembang dengan baik.
- Sinar matahari banyak minimal 120 jam perbulan , jika kurang dari itu produksi buah akan rendah.
- Suhu yang paling cocok adalah 27ºC dengan variasi rata-rata 5-7 º C, suhu kurang dari 20º C tanaman kurang produktif.
- Curah hujan yang baik 1300-2300 mm/th. Kekeringan panjang menyebabkan produksi berkurang 50% , sedangkan kelembapan tinggi menyebabkan serangan penyakit jamur.
- Angin yang terlalu kencang terkadang merugikan tanaman yang terlalu tinggi terutama varietas dalam.

Iklim
Kelapa tumbuh baik pada daerah dengan curah hujan antara 1300-2300 mm/tahun, bahkan sampai 3800 mm atau lebih, sepanjang tanah mempunyai drainase yang baik. Akan tetapi distribusi curah hujan, kemampuan tanah untuk menahan air hujan serta kedalaman air tanah, lebih penting daripada jumlah curah hujan sepanjang tahun.
Angin berperan penting pada penyerbukan bunga (untuk penyerbukannya bersilang) dan transpirasi tanaman.
Kelapa menyukai sinar matahari dengan lama penyinaran minimum 120 jam/bulan sebagai sumber energi fotosintesis. Bila dinaungi, pertumbuhan tanaman muda dan buah akan terlambat.
Kelapa sangat peka pada suhu rendah dan tumbuh paling baik pada suhu 20-27 derajat C. Pada suhu 15 derajat C, akan terjadi perubahan fisiologis dan morfologis tanaman kelapa.
Kelapa akan tumbuh dengan baik pada rH bulanan rata-rata 70-80% minimum 65%. Bila rH udara sangat rendah, evapotranspirasi tinggi, tanaman kekeringan buah jatuh lebih awal (sebelum masak), tetapi bila rH terlalu tinggi menimbulkan hama dan penyakit

Media Tanam
Tanaman kelapa tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti aluvial, laterit, vulkanis, berpasir, tanah liat, ataupun tanah berbatu, tetapi paling baik pada endapan aluvial.
Kelapa dapat tumbuh subur pada pH 5-8, optimum pada pH 5.5-6,5. Pada tanah dengan pH diatas 7.5 dan tidak terdapat keseimbangan unsur hara, sering menunjukkan gejala-gejala defisiensi besi dan mangan.
Kelapa membutuhkan air tanah pada kondisi tersedia yaitu bila kandungan air tanah sama dengan laju evapotranspirasirasi atau bila persediaan air ditambah curah hujan selama 1 bulan lebih besar atau sama dengan potensi evapotranspirasi, maka air tanah cukup tersedia. Keseimbangan air tanah dipengaruhi oleh sifat fisik tanah terutama kandungan bahan organik dan keadaan penutup tanah. Jeluk atau kedalaman tanah yang dikehendaki minimal 80-100 cm.
Tanaman kelapa membutuhkan lahan yang datar (0-3%). Pada lahan yang tingkat kemiringannya tinggi (3-50%) harus dibuat teras untuk mencegah kerusakan tanah akibat erosi, mempertahankan kesuburan tanah dan memperbaiki tanah yang mengalami erasi.

Ketinggian Tempat
Tanaman kelapa tumbuh baik didaerah dataran rendah dengan Ketinggian yang optimal 0-450 m dpl. Pada ketinggian 450-1000 m dpl waktu berbuah terlambat, produksi sedikit dan kadar minyaknya rendah.

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Pembibitan

PEMBIBITAN
- Pilih buah yang bagus dan tua, kemudian semaikan bibit di bedengan dan kedalaman sama dengan buah kelapa , timbun buah kelapa dengan letak horizontal dengan tebal timbunan 2/3 buah. Jarak antar bibit 25cm x 25 cm dan bibit akan berkecambah setelah 12-16 minggu, jika lebih dari 5 bulan tidak berkecambah dianggap mati/ bibit jelek. Rawat bibit di bedengan hingga umur 30 minggu atau berdaun 3 lembar. Lakukan penyiraman bila tanah kurang air.
- Bibit dipelihara dengan pemberian pupuk hingga umur bibit kurang lebih 9 bulan dengan dosis 1-2 cc/lt air perbibit disiramkan 1-2 minggu sekali. Jangan mengabaikan tindakan perlindungan tanaman dari gangguan ternak atau dengan memasang pagar kayu atau pembatas.


Persyaratan Benih
Syarat pohon induk adalah berumur 20-40 tahun, produksi tinggi (80-120 butir/pohon/tahun) terus menerus dengan kadar kopra tinggi (25 kg/pohon/tahun), batangnya kuat dan lurus dengan mahkota berbentuk sperical (berbentuk bola) atau semisperical, daun dan tangkainya kuat, bebas dari gangguan hama dan penyakit.
Ciri buah yang matang untuk benih, yaitu umur ± 12 bulan, 4/5 bagian kulit berwarna coklat, bentuk bulat dan agak lonjong, sabut tidak luka, tidak mengandung hama penyakit, panjang buah 22-25 cm, lebar buah 17-22 cm, buah licin dan mulus, air buah cukup, apabila digoncang terdengar suara nyaring.

Penyiapan Benih
Seleksi benih sesuai persyaratan, istirahatkan benih selama ± 1 bulan dalam gudang dengan kondisi udara segar dan kering, tidak bocor, tidak langsung terkena sinar matahari dan suhu udara dalam gudang 25-27 derajat C dan dilakukan dengan menumpuk buah secara piramidal tunggal setinggi 1 meter dan diamati secara rutin.

Pengadaan / sumber benih
1. Pemilihan pohon induk

Seleksi blok (B PT)
@ Produktifitas blok 1,7 ton kopra/ha/thn
@ keadaan tanaman hrs homogen
@ Bebas dr serangan hama dan penyakit
@ Penyebaran (dispersi) karakter buah dlm blok terpilih memp koefisien keragaman/CV < 15 %

2. Seleksi pohon induk
@ Mahkota daun berbentuk Sperical/semi sperical
@ Mempunyai 12- 14 tandan/tahun, 7 bh/tandan
@ Tangkai daun lebar, dan pendek
@ Tangkai tandan pendek
@Umur tanaman 20-40 tahun
@ Produksi buah 84 bh/phn/thn selama sekurangnya 4 tahun berturut-turut
@ Batang lurus dan kokoh ,tdk ada bekas serangan hama dan penyakit

Teknik Penyemaian Benih
Pembibitan

Syarat lokasi persemaian: topografi datar, drainase baik, dekat sumber air dengan jumlah cukup banyak, dekat lokasi penanaman.

Persiapan bedengan atau polybag
Olah tanah sampai gembur sedalam 30-40 cm, bentuk bedengan dengan lebar 2 m, tinggi 25 cm dan panjang tergantung lahan dengan jarak antar bedengan 60-80 m. Untuk polybag, terbuat dari polyethylene/poliprophylene berwarna hitam dengan ukuran 50 x 40 cm dan tebal 0.2 mm, bagian bawah berlubang diameter 0.5 cm dengan jarak antar lubang 7.5 cm sebanyak 48 buah untuk aerasi dan drainase dan diisi dengan tanah top soil halus (bila tanah berat harus dicampur pasir 2:1) setinggi 2/3.

"Pendederan" atau Penanaman benih, dengan menyayat benih selebar ± 5 cm pada tonjolan sabut sebelah tangkai berhadapan sisi terlebar dengan alat yang tajam dan jangan diulang.
Desifektan benih dengan insektisida dan fungisida (Azodrin 60 EC 0.1% dan difolatan 4F 0.1%) selama dua menit.
Tanam benih dalam tanah sedalam 2/3 bagian dengan sayatan menghadap keatas dan mikrofil ke timur.
Penanaman dengan posisi segitiga bersinggungan. Setiap satu meter persegi dapat diisi 30 - 35 benih atau 25.000 butir untuk areal 1 hektar.
- Lama pembibitan 5-7 bulan; jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 24.000/ha.
- Lama pembibitan 7-9 bulan; jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 17.000/ha.
- Lama pembibitan 9-11 bulan; jarak tanam 60x60x60 cm; jumlah bibit 1.000/ha.
Bila disemai di bedengan, maka setelah benih berkecambah (panjang tunas 3-4 cm) perlu dipindahkan ke polybag.
Persemaian di polybag berlangsung selama 6-12 bulan, berdaun ± 6 helai dan tinggi 90-100 cm.

Pemilihan buah untuk benih 
@ Berukuran sedang, dng panjang 22-25 cm dan lebar 17-20 cm
@ Umur sdh cukup (12 -14 bulan), warna kulit coklat, bila diguncang koclak
@ Berat benih 1100 gram
@ Kulit mulus licin dan tdk ada bekas serangan H/P

Penyimpanan Benih
@ untuk menunggu selesainya MASA DORMANSI
@ Syarat tempat penyimpanan, teduh, sirkulasi udara baik, dan penumpukan kelapa tdk lbh dr 1 meter
.
Kebutuhan benih kelapa
1. Daya kecambah 75 %
2. Seleksi kecambah 5 %(95 % siap ke polibag)
3. Bibit siap tanam 90 %
4. Sulaman 10 %
Jml kebutuhan benih = (100/75 X 100/95 X 100/90)X PA + 10 % (100/75 X 100/95 X 100/90) X PA
A = Luas areal yg akan ditanami (Hektar)
P = Populasi tanaman /Hektar

Pembibitan Kitri
Syarat tempat : tanah datar, terbuka, dekat sumber air, dekat arel pertanaman, cukup subur dan mudah diawasi
Cara membuat bedengan:
- Tanah diolah sedalam 30-40 cm, dibersihkan dari gulma/batuan dan digemburkan.
- Bentuk bedengan berukuran 6 x 2 x 0.2 meter dengan jarak antar bedengan 80 cm, sebagai saluran drainase.
Mengajir: Mengajir sesuai dengan jarak tanam bibit yaitu 60 x 60 x 60 cm.

Menanam kecambah:
- Menanam kecambah sesuai dengan besarnya benih.
- Menanam kecambah dalam lubang dengan tertanam sampai pangkal plumula.

Pemeliharaan Penyemaian
Pemeliharaan saat pendederan, meliputi:

Penyiraman, dilakukan dengan menggunakan gembor atau springkel pada dua hari I 5 liter/m2/hari, tiap pagi dan sore, dan Selanjutnya 6 liter/m2/hari. Untuk mengetahui cukup tidaknya penyiraman, maka setelah 2 jam pada bagian sayatan ditekan dengan ibu jari, apabila keluar air maka penyiraman telah cukup. Pembersihan rumput-rumputan untuk mencegah adanya inang hama dan dan penyakit.

Pemeliharaan pada saat pembibitan, yaitu:
Penyiraman, dilakukan sampai jenuh, selanjutnya dapat disiram dengan gembor, selang atau spingkel pada pagi dan sore hari. Kebutuhan penyiraman per polybag per hari, tergantung pada umur bibit.
Proteksi, dengan pemberian insektisida atau fungisida dengan dosis rata-rata 2 cc/liter dan disemprotkan pada tanaman sampai basah dan merata.
Penyiangan gulma, dilakukan setiap satu bulan sekali, dengan mekanis maupun herbisida.
Pemupukan, yaitu Nitrogen, Phosphat, Kalium dan Magnesium yang dilakukan setiap bulan sekali dengan mencampurakannya kedalam tanah polybag setebal 3 cm.
Seleksi bibit, meliputi: memisahkan tanaman yang kerdil, terkena penyakit dan hama dan dilakukan terus menerus dengan interval 1 bulan setelah bibit berumur 1 bulan Syarat-syarat bibit yang baik:

Pemindahan Bibit
Pemindahan bibit sebaiknya saat musim hujan, dengan cara:
Bibit kitri; dipindahkan dalam bentuk bibit cabutan yang dibongkar dari persemaian bibit. Umur bibit sewaktu pemindahan telah mencapai 9-12 bulan. Pemindahan harus hati-hati dan dijaga kitri dalam keadan utuh.
Bibit polybag; dipindahkan pada umur 9-12 bulan. Dua sampai tiga hari sebelum dipindahkan akar yang keluar dari polybag harus dipotong.

Pengolahan Media Tanam
Persiapan

Persiapan yang diperlukan adalah persiapan pengolahan tanah dan pelaksanaan survai. Tujuannya untuk mengetahui jenis tanaman, kemiringan tanah, keadaan tanah, menentukan kebutuhan tenaga kerja, bahan paralatan dan biaya yang diperlukan.

PEMBUKAAN LAHAN
PEMBUKAAN LAHAN DIBEDAKAN :

Pembukaan lahan baru bekas hutan 
a. Pembabatan semak/perdu
b. penebangan pohon dengan diameter lebih dari 15 cm dan dipotong-potong (± 2 meter )
c. Pembuatan parit isolasi (5 meter ) mutar kebun
d. Pengeringan dan pembakaran I dan II
e. Penumbuhan alang-alang hingga 40-50 cm
f. Pemberantasan alang-alang

PEMBUKAAN LAHAN BEKAS ALANG-ALANG
1. Alang-alang tinggi < 80 cm
1. Pembabatan alang-alang hingga tinggal 20 cm
2. Ditumbuhkan lagi sampai 30-40 cm
3. Penyemprotan dengan Herbisida Glyphosate atau herbisida lainnya dosis 5 liter/ Ha dng nozle ULV 200
4. Penyemprotan koreksi (2 minggu setelah semprotan sebelumnya )

2. Alang-alang tinggi > 80 cm
Penyemprotan langsung dengan herbisida Glyphosate (5 liter/Ha) / Round up
setelah 2 minggu di koreksi dengan spot spraying dng dosis 0,5 liter /ha /Round up
Buru lalang/wiping dengan menggunakan minyak solar 1 liter/Ha

Lahan bekas kelapa tua / peremajaan
1. Penebangan dilakukan pada leher akar dan diatur sedemikian rupa , sehingga arah robohnya satu arah, dipotong-potong dengan ukuran tertentu disesuaikan dengan kebutuhan
2. Pembakaran dilakukan terhadap kayu yang jelek supaya tidak menjadi sarang Hama dan Penyakit
3. Sisa-sisa pembakaran disingkirkan dari kebun sehingga lahan siap olah

Pembentukan Bedengan
Bedengan dibuat melingkar lokasi dengan diameter 200 cm untuk mencegah hujan masuk ke leher batang tanaman bibit.

Pengapuran
Pengapuran dilakukan apabila tanah mempunyai keasaman yang tinggi. Pengapuran dilakukan pada tanah sampai pH 6-8.

Pemupukan
Pemupukan menggunakan pupuk TSP sebanyak 300 gram untuk tiap lubang (lokasi yang ditanami) dengan cara dicampurkan pada tanah top soil yang berada di sebelah utara lubang, kemudian memasukkan tanah tersebut dalam lubang.

Teknik Penanaman

Sistem tanam Kelapa
1. Segi empat 
2. Segi tiga sama sisi
3. Bujur sangkar
4. sistem pagar 
       a Jarak tanam diukur menurut bidang horizontal bukan menurut topografi tanah.
       b. Arah barisan dibuat Utara – Selatan shng pemanfaatan cahaya matahari optimal

Penentuan Pola Tanam
Sistem tanam yang baik yaitu sistem tanam segi tiga karena pemanfatan lahan dan pengambilan sinar matahari akan maksimal. Jarak tanam 9 x 9 x 9 meter, dengan pola ini jumlah tanaman akan lebih banyak 15% dari sistem bujur sangkar.

Pembuatan Lubang Tanam
Pembuatan lubang tanam dilakukan paling lambat 1-2 bulan sebelum penanaman untuk menghilangkan keasaman tanah, dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm sampai dengan 100 x 100 x 100 cm. Pembuatan lubang pada lahan miring (>20o) dilakukan dengan pembuatan teras individu selebar 1.25 m ke arah lereng diatasnya dan 1 m ke arah lereng di bawahnya. Teras dibuat miring 10 derajat ke arah dalam.

Cara Penanaman
Penanaman dilakukan pada awal musim hujan, setelah hujan turun secara teratur dan cukup untuk membasahi tanah; waktu penanaman adalah pada bulan setelah curah hujan pada bulan sebelumnya mencapai 200 mm. Adapun cara penanaman adalah sebagai berikut:
Top soil ( tanah permukaan antara 0 - 25 Cm ) dicampur dengan pupuk phospat 300 gram per lubang dan dimasukkan ke lubang tanam.
Polybag dipotong melingkar pada bagian bawah, dimasukkan ke lubang tanam, dan dibuat irisan sampai ke ujung, bejkas polybag selanjutnya digantungkan pada ajir untuk meyakinkan bahwa polybag sudah dikeluarkan dari lubang tanam. Arah penanaman harus sama.
Bibit ditimbuan tanah yang berada di sebelah selatan dan utara lubang, dipadatkan dengan ketebalajn 3-5 cm diatas sabut bibit kelapa.
Kebutuhan bibit 1 ha, apabila jarak tanam 9 x 9x 9 m , segitiga sama sisi, adalah 143 batang dan bibit cadangan yang harus disediakan untuk sulaman 17 batangj, sehingga jumlah bibit yang harus disediakan 160 batang.

Lain-lain
Pemberian mulsa.

Setelah di tanam, tanah sekitar tanjaman ditutup dengan mulsa (daun-daunan hijau dari semak-semak, lalang atau rumput-rumputan lainnya dan juga jerami).

Penanaman tanaman penutup
Dilakukan sebelum musim hujan dengan famili Legminosae (Legume Cover Crop, LCC) agar biji penutup tanah tidak membusuk. Keuntungannya menekan pertumbuhan gulma dan perkembangan hama Oryctes rhinoceros, memperbaiki kandungan nitrogen dan memperbaiki struktur tanah, mengurangi penguapan, mencegah erosi dan menahan aliran permukaan, memperkecil amplitudo temperatur siang dan malam.

Pemeliharaan Tanaman
Penjarangan dan Penyulaman

Penyulaman dilakukan terhadap tanaman yang tumbuh kerdil terserang hama dan penyakit berat dan mati, dilakukan pada musim hujan setelah tanaman sebelumnya didongkel dan dibakar pada musim kemarau. Kebutuhan tanaman tergantung pada iklim dan intensitas pemeliharaan biasanya untuk 143 batang/Ha 17 batang.

Penyiangan
Penyiangan dilakukan pada piringan selebar 1 meter pada tahun, tahun kedua 1,5 meter, dan ketiga 2 meter. Caranya menggunakan koret atau parang yang diayunkan ke arah dalam, memotong gulma sampai batas permukaan tanah dengan interval penyiangan 4 minggu sekali (musim hujan) atau 6 minggu-2 bulan sekali (musim kemarau).

Pembubunan
Dilakukan setelah tanaman menghasilkan dengan cara menimbunkan tanah dibagian atas permukaan sekitar pohon hingga menutup sebagian batang pohon yang dekat dengan akar.

Perempalan
Dilakukan terhadap daun dan penutup bunga yang telah kering (berwarna coklat), dengan cara memanjat pohon kelapa ataupun dibiarkan sampai jatuh sendiri.

Pemupukan
Pemupukan dilakukan apabila tanah tidak dapat memenuhi unsur hara yang dibutuhkan.
a) Pada umur 1 bulan diberi 100 gram urea/pohon menyebar pada jarak 15 cm dari pangkal batang.
b) Selanjutnya 2 kali setahun yaitu pada bulan April/mei (akhir musim hujan) dan bulan Oktober/Nopember (awal musim hujan).

Cara pemberian pupuk:
menyebar dalam lingkaran mengeliling tanaman. Pupuk N, K, Mg diberikan bersamaan sedangkan P 2 minggu sebelumnya.
Sebelum pupuk nitrogen diberikan, tanah digemburkan untuk menghindari pencampuran dengan pupuk phospat karena dapat merugikan. Pada tanaman belum menghasilkan disebarkaan 30 cm dari pangkal batang sampai pinggir tajuk.
Tutup dengan tanah daerah penyebaran pupuk.

Dosis pupuk tanaman kelapa sesuai umur tanaman (gram/pohon): 

Saat tanam: Rata rata per pohon = 100 gram/pohon.
Satu bulan setelah tanaman: Urea = 100 gram/pohon, TSP = 100 gram/pohon, KCl = 100 gram/pohon, Kieserite = 50 gram/pohon.

Tahun pertama
Aplikasi I: Urea = 200 gram/pohon, KCl = 300 gram/pohon, Kieserite 100 gram/pohon.
Aplikasi II: Urea = 200 gram/pohon, TSP = 250 gram/pohon, KCl = 300 gram/pohon, Kieserite = 100 gram/pohon, Borax = 10 gram/pohon

Tahun Kedua
Aplikasi I: Urea = 350 gram/pohon, KCl = 450 gram/pohon, Kieserite = 150 gram/pohon.
Aplikasi II: Urea = 350 gram/pohon, TSP = 600 gram/pohon, KCl = 450 gram/pohon, Kieserite = 150 gram/pohon dan Borax 25 gram/pohon.

Tahun ketiga
Aplikasi I: Urea = 500 gram/pohon, KCl = 600 gram/pohon, Kieserite = 200 gram/pohon.
Aplikasi II: Urea = 500 gram/pohon, TSP = 800 gram/pohon, KCl = 600 gram/pohon dan Kieserite = 200 gram/pohon.

Tahun Keempat
Aplikasi I: Urea = 500 gram/pohon, KCl = 600 gram/pohon, Kieserite = 200 gram/pohon.
Aplikasi II: Urea = 500 gram/pohon, TSP = 800 gram/pohon, KCl = 600 gram/pohon dan Kieserite = 200 gram/pohon.

Pengairan dan Penyiraman
Penyiraman dilakukan pada musim kemarau untuk mencegah kekeringan dilakukan dua atau tiga hari sekali pada waktu sore. Caranya dengan mengalirkan air melalui parit-parit di sekitarbedengan atau dengan penyiraman langsung.

Waktu Penyemprotan Pestisida
Dilakukan setiap 20 hari dengan mengggunakan Sevin 85 WP, Basudin 10 gram, Bayrusil 25 EC dengan kosenttrasi 0.4% setip 10 hari atau 0.6% setiap 20 hari. Caranya menggunakan sprayer.

Lain-lain
Perbaikan saluran drainase/ cuci parit /kuras got dilakukan awal musim hujan dengan cara: memabat gulma dalam parit, menggaruk gulma pada dinding saluran dengan cangkul, dikumpulkan ditengah, pisahkan gulma dengan tanah dengan cara menghempas-hempaskan gulma dengan cangkul dan keluarkan semua kotoran dari parit, angkat tanah yang longsor kedalam parit, bentuk parit sesuai dengan ukuran, usahakan air dapat mengalir dengan baik, Pengerjaan dimulai dari muara ke hulu.

Ada beberapa cara melakukan sanitasi dalam budidaya tanaman kelapa, antara lain:
Cara sanitasi Gawang
membakar sisa-sisa kayu pada gawangan dengan hati-hati.
mengumpulkan sampah dan sisa-sisa kayu pada gawangan dengan tinggi tidak lebih 40 cm, luas tumpukan 1 x 1 meter.
Cara sanitasi pohon
membebaskan mahkota pohon dari segala kotoran dan bahan-bahan kering pada gawangan.
Membakar dengan hati-hati.

 

Hama dan Penyakit tanaman kelapa

HAMA 

1. Hama Perusak Pucuk
Penyebab : Kumbang kelapa (Oryctes Rhinoceros)
Ciri: bentuk kumbang dengan ukuran 20-40 mm warna hitam dengan bentuk cula pada kepala 
Gejala: (1) hama ini merusak tanaman yang berumur 1-2 tahun; (2) tanaman berumur 0-1 tahun, lubang pada pangkal batang dapat menimbulkan kematian titik tumbuh atau terpuntirnya pelepah daun yang dirusak; (3) pada tanaman dewasa terjadi lubang pada pelepah termuda yang belum terbuka; (4) ciri khas yang ditimbulkan yaitu janur seperti digunting berbentuk segi tiga; (5) stadium yang berbahaya adalah stadium imago (dewasa) yang berupa kumbang; Pengendalian: (1) sanitasi kebun terhadap sisa-sisa tebangan batang kelapa; (2) menggunakan virus Bacullovirus oryctes dan Mettarrizium arrisophiae; (3) memberikan carbofura (furadan 3G) atau carbaryl (sevin 5G) 10/pohon dengan interval 2 bulan sekali.

Hama Perusak Pucuk
Penyebab : Kumbang sagu (Rhynchophorus ferruginous)
Ciri: imago, berbentuk kumbang dengan masa perkembangan 11-18 hari. Ciri khas nya adalah tinggal di kokon sampai keras.
Gejala: merusak akar tanaman muda, batang dan tajuk, pada tanaman dewasa merusak tajuk, gerekan pada pucuk menyebabkan patah pucuk, liang gerekan keluar lendir berwarna merah coklat. 
Pengendalian: (1) hindari perlukaan, bila luka dilumuri ter; (2) potong dan bakar tanaman yang terserang; (3) sanitasi kebun; (4) secara kemis dengan insektisida Thiodan 35 EC 2-3 cc/liter larutan, Basudin 10 G dan sevin 85 SP pada luka dan diperkirakan ada serangan Kumbang sagu;


2. Hama Perusak Daun
a. Sexava sp ( Belalang pedang )
Ciri: belalang sempurna dengan ukuran 70-90 mm, berwarna hijau kadang-kadang coklat. Masa perkembangan 40 hari. 
Gejala: (1) merusak daun tua dan dalam keadaan terpaksa juga merusak daun muda, kulit buah dan bunga-bunga; (2) merajalela pada musim kemarau; (3) pada serangan yang hebat daun kelapa tinggal lidi-lidinya saja.
Pengendalian: (1) cara mekanis: menghancurkan telur dan nimfanya, menangkap belalang (di Sumatera dengan perekat dicampur Agrocide, Lidane atau HCH, yang dipasang sekeliling batang) untuk menghalangi betina bertelur di pangkal batang dan menangkap nimfa yang akan naik ke pohon; (2) cara kultur teknis: menanam tanaman penutup tanah (LCC), misalnya Centrosema sp., Calopogonium sp., dan sebagainya; (3) cara kemis: menyrmprot dengan salah satu atau lebih insektisida, seperti BHC atau Endrin 19,2 EC 2cc/liter air, menyemprotkan disekitar pangkal batang sampai tinggi 1 meter, tanah sekitar pangkal batang diameter 1,5 m 6 liter/pohon. Insektisida lain yang dapat digunakan: Sumithion 50 EC, Surecide 25 EC, Basudin 90 SC atau Elsan 50 EC; (4) cara biologis: menggunakan parasit Leefmansia bicolor tapi hasilnya belum memuaskan.

b. Kutu Aspidiotus sp
Ciri: kutu berperisai, jantan bersayap dengan ukuran 1,5-2 betina, jantan 0,5 mm. Imago jantan berwarna merah/merah jambu dan betina berwarna kuning sampai merah. 
Gejala: (1) bercak-bercak kuning pada permukaan bagian bawah daun; (2) pada serangan berat daun berwarna merah keabu-abuan, tidak berkembang (tetap kecil), tidak tegak, kemudian tajuknya terkulai dan mati; (3) akibat serangan dalam waktu 2-5 tahun tidak mau berbuah. 
Pengendalian: menggunakan musuh alami yaitu predator Cryptognatha nodiceps Marshall atau parasit Comperiella unifasciata Ishii.

c. Parasa lepida
Ciri: kupu-kupu berentang sayap 32-38 mm berwarna kuning emas muda, masa pertumbuhan ± 375 hari. 
Gejala: memakan anak-anak daun sebelah bawah setempat-setempat, tetapi tidak sampai tembus, meninggalkan bekas ketaman/gigitan yang melebar sehingga tinggal urat-uratnya serta jaringan daun atas, ulat yang tua merusak daun dari pinggir ke tengah sampai lidinya, serangan hebat tinggal lidinya dan nampak gundul. 
Pengendalian: (1) menggunakan musuh alami parasit ulat Apanteles parasae; (2) kepompong dapat menggunakn lalat parasit Chaetexorista javana; (3) perogolan pohon yang terserang pada masa stadium ulat atau dengan mengumpulkan kepompongnya; (4) penyemprotan dengan insektisida Dimecron 50 EC. Suprecide 10 atau menyuntik batang dengan Ambush 2 EC 2-3 cc/liter air pada stadium larva konsentrasi.

d. Darna sp
Ciri: imago berbentuk kupu-kupu dengan rentang sayap 14-20 mm. Masa pertumbuhan 30-90 hari. 
Gejala: (1) pada musim kering, Meninggalkan bekas gigitan tidak teratur pada daun tua, pelepah daun terbawah terkulai; (2) daun-daun yang rusak hebat menjadi merah-sauh, kecuali pucuknya dan beberapa daun yang termuda; (3) tandan-tandan buah dan daun sebelah bawah terkulai bagaikan layu terutama kalau kering dan akhirnya bergantung kebawah di sisi batangnya. (4) buahnya gugur; (5) daun-daun mudak duduk seperti biasa, tetapi kadang-kadang mulai merah sauh. Hanya pucuknya dan daun-daun yang masih muda sekali yang utuh. 
Pengendalian: (1) mengadakan pronggolan daun dan kemudian membakarnya; (2) menggunakan parasit musuhnya yaitu parasit kepompong Chaetexorista javana, Ptycnomyaremota, Musca conducens; atau tabuhan-tabuhan parasit Chrysis dan Syntomosphyrum; (3) menyuntikkan pestisida Ambush 2 EC 2-3 cc/liter air atau penyemprotan pada stadium larva. Atau insektisida Agrothion 50 EC dengan konsentrasi 0,2-0.4%, Basudin 60 EC dengan konsentrasi 0,3%.

e. Ulat Artona (Artona catoxantha)
Gejala: (1) pada helaian daun terjadi kerusakan dengan adanya lubang seperti jendela kecil; (2) jika serangan berat, tajuk tanaman kelapa nampak layu dan seperti terbakar; (3) pada bagian bawah anak daun terlihat beberapa /bekas serangan menyerupai tangga, dengan tulang daun arahnya melintang seperti anak tangga; (4) stadium berbahaya adalah larva. 
Pengendalian: (1) jika setiap dua pelepah terdapat 5 atau lebih stadium hidup maka perlu dilakukan penangkasan semua daun, dan ditinggalkan hanya 3-4 lembar daun termuda; (2) menggunakan tawon kemit (Apanteles artonae) yang merusak ulat atau Ptircnomya dan Cardusia leefmansi; (3) menggunakan insektisida Ambush 2 EC 5 gram/hektar melalui suntikan batang ataupun penyemprotan pada stadium larva.

3. Hama Perusak Bunga
a. Ngengat bunga kelapa (Batrachedra sp.)
Gejala: lubang pada seludang bunga yang belum membuka, kemudian masuk ke dalam bunga jantan dan betina. Dalam waktu singkat bunga jantan menjadi kehitam-hitaman, bunga betina mengeluarkan getah dan akhirnya rontok. Pengendalian: (1) melabur lubang dengan Basudin 60 EC atau disemprot dengan BHC dengan konsentrasi 0,1%; (2) secara biologis dengan parasit Sylino sp.

b. Ulat Tirathaba
Ciri: ulat berwarna coklat kotor bergaris memanjang pada punggungnya, berukuran 22 mm. Masa keperidiannya 12-31 hari. 
Gejala: (1) bunga jantan berlubang-lubang lebih banyak dari bunga betina; (2) buah yang baru kadang berlubang-lubang; (3) banyak tahi ulat; (4) bunga-bunga jantan gugur dankotoran-kotoran lain melekat menjadi satu bergumpal-gumpal kecil; (5) bongkol bunga penuh kotaoran dan berbau busuk. 
Pengendalian: (1) mengumpulakn bunga-bunga yang terserang dan membakarnya; (2) pemotongan mayang dan membakarnya; (3) membersihan pangkal daun kelapa dari pupa dan larva; (4) menggunakan parasit hama yaitu Telenomus tirathabae yang merusak telur 6%, Apanteles Tirathabae membinasakan ulat muda 18-40%, lalat parasit Eryciabasivulfa membunuh ulat 6-3%, parasit kepompong Melachnineumon muciallae, Trichhospilus pupivora dan Anacryptus impulsator masing-masing mempunyai daya bunuh 10%, 2 % dan 3,5 %. Sejenis cecopet yaitu Exypnus pulchripenneis memakan ulat hidup-hidup; (5) menggunakan insektisida Sevin 85 S dengan menyemprotkan pada bagian bunga dan bagian pangkal daun.

4. Hama Perusak Buah
a. Tikus pohon, Rattus rattus roque
Ciri: hidup di tanah, pematang sawah, atau dalam rumah. 
Gejala: (1) buah kelapa berlubang dekat tampuknya.; (2) lubang pada sabut dan tempurung sama besarnya. Bentuk tidak rata kadang bulat, kadang melebar. 
Pengendalian: (1) memburu tikus, memasang perangkap atau umpan-umpan beracun; (2) sanitasi mahkota daun kelapa agar tidak menjadi sarang tikus ( 3 ) memasang seng berbentuk kerucut di batang tanaman sehingga tikus tidak dapat naik ke batang tanaman

b. Tupai/ bajing, Callosciurus notatus dan C. Nigrovitatus
Gejala: (1) menggerek buah kelapa yang sudah agak tua di bagian ujung buah; (2) lubang gerakan pada bagian tempurung bulat, tapi bagian serabut tidak rata; (3) isi buah habis dimakan 2-3 hari; (4) seekor bajing merusak 1-2 buah dalam 1 bulan. 
Pengendalian: sama dengan pemberantasan tikus.

5. Hama Perusak Bibit
a. Anai-anai randu, Coptotermes curvignatus.
Ciri: imago berwarna coklat-hitam (laron, kalekatu, siraru). 
Gejala: (1) anai-anai menyerang bibit dengan merusak sabut dari buah atau benih yang disemai. Serangan terjadi pada lahan lateris yang bertekstur pasir berlempung yang sarang; (2) bibit layu pucuknya kemudian mati. Pohon kelapa muda kadang-kadang pula mati pucuknya kemudian binasa. Pada batang sering nampak lorong anai-anai yang dibuat dari tanah, dari bawah menuju ke atas. 
Pengendalian: (1) pada waktu membuat persemaian dan membuka tanah, sisa-sisa tumbuhan disingkirkan/ dibakar; (2) membuat persemaian dengan diberi lapisan pasir sungai yang bersih dan tebal. Atau campur tanah dengan BHC 10% dengan dosis 65 kg/ha sebelum menyemai; (3) lakukan seedtreatment pada benih sebelum disemai dengan Azodin.

b. Kumbang bibit kelapa (Plesispa reichei Chap)
Ciri: imago berbentuk kumbang dengan masa keperidian 90 hari. 
Gejala: (1) daun bibit atau daun kelapa muda yang berumur 1-4 tahun mula-mula bergaris-garis yaitu bekas dimakan kumbang. Garis-garis bersatu menjadi lebar. Tempat-tempat tersebut membusuk atau kering; (2) daun kelapa dapat menjadi kering atau sobek-sobek seperti terkena angin kencang; (3) serangan yang hebat dapat mematikan bibit atau tanaman muda. 
Pengendalian: (1) pengambilan terhadap setiap stadium dengan tangan; (2) disemprot dengan Diacin 60 EC dengan dosis 1,5-2 cc/liter air; (3) berikan Furadan 3 G di polybag 2-5 gram per bibit; (4) cara biologis dengan parasit telur Oencyrtus corbetti dan Haeckliana brontispae atau tabuhan parasit larva dan kepompong Tetrastichodes plesispae.

c. Belalang bibit kelapa, Valanga transiens
Ciri: imago berwarna merah-sauh bersemu kuning. Kakinya kekuning-kuningan. Pada kaki belakang nampak 2 bercak hitam. Pada syap belakang, ayaitu yabng cerah tidak ada warna merah pada pangkalnya. Panjang belalang jantan 37-50 mm, sedang betina 55-60 mm. 
Gejala: (1) gigitan yang tidak beraturan pada daun kelapa bibit yang berada dibawah 1 tahun dan yang belum terbelah; (2) untuk bibit yang daunya telah membuka tidak terlalu menderita oleh serangan ini. 
Pengendalian: dengan menyemprotkan basudin 60 EC atau Dimecron 50 EC.

PENYAKIT TANAMAN KELAPA
1. Penyakit Menyerang Bibit

a. Penyakit bercak daun (Gray leaf spot); penyebab cendawan Pestalotia palmarum Cooke.
Gejala: (1) timbul bercak-bercak yang tembus cahaya pada daun-daun dan kemudian berubah warna menjadi coklat kekuning-kuningan sampai kelabu; (2) bercak-bercak bersatu membentuk bercak yang lebih besar yang terdapat bintik-bintik yang terdiri dari acervuli cendawan. 
Pengendalian: bibit disemprot dengan fungisida misalnya Dithane M-45 atau Perenox dengan dosis 0.1-0.2 %.

b. Penyakit busuk janur (spear rot)
Penyebab: cendawan Fusarium sp. 
Gejala: (1) timbul becak-becak tembus cahaya pada permukaan daun yang kemudian segera menjadi coklat kekuningan dan sering bersatu membentuk becak yang lebih besar; (2) pada becak terdapat bintik-bintik yang terdiri acervuli cendawan; (3) daun yang terserang akan mati lebih cepat. 
Pengendalian: menyemprotan bibit atau tanaman muda dengan fungisida yang mengandung senyawa Cu, misalnya Bubur Bordo atau Koper Oxyclorida.

c. Penyakit bercak daun (Brown leaf)
Penyebab: cendawan Helminthosporium incurvatum. 
Gejala: (1) pada permukaan daun timbul bercak-bercak bulat kecil yang kemudian bertambah besar dan berubah warna menjadi coklat tua; (2) bercak-bercak tersebut kemudian berubah menjadi lonjong dan memanjang. Pengendalian: semprotlah bibit atau tanamanmuda yang baru dipindahkan dengan fungisida Difolatan 4F, Dithane M-45 atau Daconil 75 WP.

d. Penyakit busuk kuncup (Pre-emergent shoot rot).
Penyebab: cendawan Marasmius palmavirus. 
Gejala: (1) menyerang benih yang baru tumbuh. Pada stadium infeksi awal, bila sabutnya dibuka terlihat bercak-bercak dan lapisan miselia berwarna putih atau putih kemerah-merahan pada kuncup dan tepi bakal daun; (2) penyakit ini dapat timbul akibat benih yang ketularan, baik waktu di lapangan maupun waktu berkecambah. 
Pengendalian: (1) untuk mencegah infeksi pada benih, sebelum benih disemauikan sebaiknya didesinfektir dahulu dengan fungisida dengan jalan merendamnya di dalam larutan Difolatan 4F; (2) usahakan adanya sanitasi dan menghindarkan terjadinya kelembaban yang terlalu tinggi dipersemaian, karena cendawan ini akan berkembang baik pada kelembaban tinggi.

2. Penyakit Menyerang Tanaman Muda
a. Penyakit busuk tunas (Bud rot); 
penyebab cendawan Phytophthora palmivora Buttler.
Gejala: (1) mengeringnya daun-daun muda di tengah-tengah tajuk; (2) daun berwarna coklat dan patah pada pangkalnya; (3) pangkal membusuk, yang kemudian dapat mencapai titik tumbuh sehingga pertumbuhan tanaman terhenti dan mati; 
Pengendalian: belum diketahui cara penanggulangan yang tepat dan efektif.

b. Penyakit sarang laba-laba (Leaf blotch); 
penyebab cendawan Corticium penicillatum.
Gejala: (1) adanya becak-becak kecil basah, umumnya pada permukaan bawah daun bibit kelapa, berbentuk bulat, berdiameter kurang dari 3 mm dan berwarna coklat muda (2) bercak-becak meluas dengan cepat, dan warnanya berubah menjadi cokalt tua. Beberapa becak bersatu dan terjadi nekrosis besar memanjang tidak beraturan. 
Cara pencegahan: (1) semprotlah bibit atau tanaman muda dengan fungisida seperti Benlate, Dithane M-45, atau lainnya; (2) daun yang terserang sebaiknya dipotong dan dibakar; (3) hindarilah terjadinya kelembaban yang terlalu tinggi.

3. Penyakit Menyerang Tanaman yang Menghasilkan
a. Penyakit pucuk busuk (Bud rot)
Penyebab: cendawan Phythopthora palmivora, Erwinia sp., Bacillus sp., gangguan fisiologis dan akibat sembaran petir. Gejala: (1) pucuk atau tunas bakal daun mengalami pembusukan sebelum sempat tumbuh keluar. Pembusukan akan menjalar kebagian lainnya. Bila pangkal pelepah terkena, tanaman layu dan lambat laun mati; (2) pada tanaman tua, mahkota kelihatan menguning dan lambat laun berguguran mulai dari ujung. Buah-buah yang masih muda kemudian rontok. Pada kerusakan yang berat, mahkota daun gugur seluruhnya. 
Pengendalian: (1) bila nampak gejala ini, berilah bordo pasta 1% pada bagian yang diperkirakan terserang penyakit ini, sebelumnya telah dibersihkan terlebih dulu; (2) semprotkan bubur Bordo 1% atau fungisida lainnya seperti Koper oxyclorida, Dithane M-45 dan alin-lain untuk mencegah penularan.

b. Penyakit layu Natuna
Penyebab: Thielaviopsis sp., Botrydiplodia sp., Fusarium sp., Chlaropsis sp., bakteri Erwinia sp., dan Pseudomonas sp. 
Gejala: (1) layu yang muncul secara tiba-tiba pada seluruh bagian daun mahkota. Kemudian warna berubah menjadi kusam, pelepah-pelepah bergantungan dan akhirnya berguguran berikut tandan buahnya; (2) proses kematian sangat cepat 1-3 bualan sejak gejala awal mulai muncul. 
Pengendalaian: (1) penataan air tanah dengan membuat saluran-saluran drainase; (2) pengoalah tanah yang abik, berupa pemeliharaan, pemupukan dan pola tanam yang tepat; (3) karantina tanaman agar tidak terjadi lalu lintas gelap yang dapat mengakibatkan penyebaran penyakit dari satu daerah ke daerah lain; (4) menanam bibit yang sehat, subur dan kuat. Membongkar dan membinasakan tanaman yang terserang penyakit.

c. Penyakit gejala layu kuning
Penyebab: (1) faktor lingkungan yang jelek misalnya aera, genangan air dan kekeringan; (2) faktor kultur teknis, misalnya cara pengolahan tanah yang tidak menurut aturan, penggunaan pestisida yang tidak tepat, pemupukan yangkurang dan tidak teratur; (3) keadaan vegetasi, misalnya kebun banyak gulma dan kotor; (4) Faktor hama/penyakit yang berkembang biak tanpa terkontrol; (5) faktor fisiologis, misalnya gangguan pada akar akibat kondisi tanah yang kurang cocok, sehingga metabolisme tanaman terganggu. 
Gejala: (1) seluruh atau sebagian daun berwarna kuning terutama bila terkena sinar matahari; (2) tanaman tumbuh kerdil, makin ke pucuk ukuran pelepah dan daun makin kecil; (3) sebagian pelepah bagian atas kurus dan menekuk pada ujungnya dan sebagian pelepah bagian bawah menggantung dan kering; (4) bunga dan bakal buah jarang sekali. Buah muda berguguran dan sedikit sekali yang sanggup menjadi tua. Ukuran buah kecil dan bersegi-segi tidak teratur; (5) ukuran mayang yang tumbuh setelah pohon sakit lebih pendek dan kecil, merekah serta terbuka tidak sempurna. Adakalanya mayang yang masih terbungkus; (6) membusuk menyerupai serangan penyakit busuk. 
Pengendalian: dilaksanakan melalui perbaikan sanitasi, kultur teknis dan tindakan lain.

d. Penyakit bercak daun
Penyebab: cendawan Pestalotia sp., Gloeosporium sp., Helminthosphorium sp., Fusarium sp., Thielaviopsis sp., Curvularia sp., dan Botrydiplodia sp. 
Penyebaran penyakit ini melalui penyebaran spora melalui udara, air ataupun serangga. 
Gejala: (1) pada daun muda dan tua terdapat becak-becak dalam berbagai bentuk dan rupa; (2) pada berbagai bagian daun terjadi perubahan warna, mula-mula berupa bintik-bintik kuning, kemudian hijau yang berangsur hilang; (3) bintik-bintik meninggalkan bekas terang berupa warna tertentu seperti hitam, abu-abu dan coklat. Bagian tersebut kemudian kering karena jaringan mati; (4) bentuk pinggiran becak-becak tidak teratur, ada yang berupa lingkaran, oval, lonjong atau belah ketupat; (5) pada serangan berat seluruh mahkota dan daun kelihatan kering, daun-daun dalam keadaan mennutup. Pada tanaman yang telah berbuah, akibat tidak langsung buah-buah muda atau putik gugur sebelum waktunya. 
Pengendalian: (1) memotong bagian daun yang terserang, kemudian dibakar sampai habis;(2) tanaman disemprot dengan fungisida, misalnya Dithane M-45, Difotan 4F, Koper Oxychlorida atau Cobox 50, dengan konsentrasi 0.1-0.2 %.

e. Penyakit rontok buah (Immature Nut Fall)
Penyebab: cendawan Phythophthora palmivora. 
Gejala: (1) buah rontok; (2) pada bagian pangkal buah terdapat bagian yang busuk. Atau sebagi akibat cendawan Thielaviopsis paradoxa. 
Pengendalian: (1) pemupukan yang teratur dan pemberian air pada musim kemarau; (2) menyemprot tanaman yang terserang dengan fungisida yang mengandung Cu, misalnya bubur Bordo atau Koper Oxyclorida.

f. Penyakit karat batang
Penyebab: cendawan Ceratostomella paradoxa. 
Gejala: (1) batang menjadi rusak dan dari celah-celah batang yang berwarna karat akan keluar cairan, dimana jaringan pada bagian ini telah rusak; (2) terjadi gangguan fisiologis yang mempengaruhi pertumbuhannya. 
Pengendalian: menyayat atau mengerok bagian yang rusak, tutup dengan penutup luka (misalnya ter).

g. Penyakit busuk akar
Penyebab: cendawan Ganoderma lucidum. 
Gejala: pembusukan akar akibat permukaan air tanah yang dangkal, drainase jelek dan tata udara yang buruk. Pengendalian: perbaikan sifat-sifat fisik tanah dan pembuatan saluran-saluran drainase. Pohon yang terserang penyakit dibongkar dan dibakar pada tempat yang terpisah.

h. Penyakit akar
Penyebab: cendawan parasit yang kadang-kadang diperburuk pula dengan adanya gangguan nematoda parasit. 
Gejala: (1) adanya perubahan warna daun secara berangsur-angsur. Warna kuning pucat pada daun terbawah berangsur-angsur hilang ke bagian daun yang lebih muda; (2) ujung-ujung daun mengkerut dan banyak yang kering. Gejala ini seperti gejala defisiensi unsur hara, karena terjadinya gangguan transportasi dalam jaringan tanaman. Pengendalian: dengan cara kultur teknis dan sanitasi seperti yang dilakukan pada penyakit layu natuna.

Gulma

  1. Lalang (Imperata cylinddrica), pertumbuhan tinggi dapat mencapai 1-2 meter, penyebaran sangat cepat melalui rhyzoma (rimpang) maupun buahnya yang bersayap.
  2. Teki (Cyperus rotrendus)
  3. Lampuyangan (Panium repens)
  4. Pahitan (Paspalum konjugatum)
  5. Sembung rambat (Mikania cordata); tanaman ini mengeluarkan racun kepada tanaman lainmelalui cairan akarnya yang dapat menekan kegiatan bakteri pengikat nitrogen.
  6. Tahi ayam (Lantana camara)
  7. Kipahit (Euphathorium odorotum); tanaman ini dapat mencapai ketinggian 4-5 meter dan berbentuk belukar.

Cara pemberantasan gulma, meliputi:
Penyiangan secara mekanis: 
(1) clean weeding, pengendalian gulma secara keseluruhan pada areal pertanaman; 
(2) selecting weeding, pengendalian gulma pada sekitar tanaman saja (membuat piringan); pada tanaman berumur 0-1 tahun radius 100 cm. Pada tanaman berumur 1-2 tahun radius 150 cm, pada tanaman berumur lebih dari 2 tahun radius 200 cm; 
(3) piringan digaruk dengan cangkul, rumput-rumputan dibuang kelur piringan, interval 1 x 1 bulan; 
(4) stripe weeding, pengendalian gulma secara berjalur.

Penyiangan secara kimia: 
(1) mencampur paracol dengan air 2,5-3 liter/450 liter; 
(2) memasukkan herbisida ke dalam tangki sprayer dan memompa sampai batas barometer pada tanda merah (otomatis), bagi srayer semi otomatis menyemprot sambil memompa; 
(3) menyemprotkan pada gulma, dengan memperhatikan pengaman (arah angin, masker dan sarung tangan); 
(4) perkirakan saat penyemprotan yang tepat yaitu 6 jam setelah penyemprotan tidak hujan. Bila perlu gunakan sticker (perekat dan perata semprotan); 
(5) interval waktu 1 x 3 bulan.

Jenis herbisida yang dipakai
(1) herbisida kontak, herbisida yang hanya mematikan bagian tanaman yang terkena dengan racun gulma ini; 
(2) herbisida sistemik, herbisida yang apabila dikenakan pada salah satu bagian tanaman maka akan tersebar keseluruh bagian tanaman melalui peredaran air dan zat hara, dan kemudian mematikan jaringan yang ada di atas dan di bawah permukaan tanah.

PANEN

TAHAPAN PERKEMBANGAN BUAH

  1. Pertumbuhan buah lebih mengarah kepada pemanjangan buah, pertambahan luas sabut dan tempurung. Tahap ini berlangsung 4-5 bulan
  2. Pertumbuhan lebih mengarah ke pelebaran buah, sabut dan tempurung tahap ini berlangsung 6-8 bulan dan daging buah mulai terbentuk
  3. Pertumbuhan memanjang sampai buah menjadi masak,penebalan daging buah dan sabut berubah warna menjadi kecoklatan
  4. Buah mencapai ukuran maksimal sesudah berumur 9-10 bulan dan umur 12-14 bulan siap utk dipanen

.
BAGIAN BUAH
1. Kulit luar (epicarp)- keras, licin , tebal 0,1 mm 
2. Sabut (Mesocarp) - Berserabut terdiri dr jaringan sel serat yg keras tebal 3-5 cm
3. Kulit dalam (endocarp)- Tempurung merup lapisan keras(mengandung silika) , bagian pangkal ada 3 buah ovule 
4. Kulit luar biji melekat disebelah dalam tempurung adl semua yg berada disebelah dalam tempurung
5. Putih lembaga (endosperm) - daging kelapa, putih ,lunak tebal 8-10 cm, merup jaringan yg berasal dr inti lembaga,      berisi cadangan makanan, mengandung air 52 %, Minyak 34 %, Protein 3 %, Zat gula 1,5 % dan zat abu 1 %
6. Air kelapa - mengandung mineral 4 %, 2 % gula , abu serta air, Semakin tua umur buah semakin rendah kandungan      gula dan diperkirakan mengandung hormon sitokinin
7. Lembaga - Pada buah masak lembaga tumbuh menjadi calon tanaman dan membentuk alat pengisap yg disebut      kentos / penghubung antara calon tanaman dan endosperm, semakin lama semakin besar sesuai pertumbuhan      lembaga, dan endosperm semakin lunak dan berair dan habis terserap

 

PEMANENAN
- Untuk kelapa jenis dalam, umur berbuah setelah 8-10 tahun, dan umur bisa mencapai 60 - 100 tahun dengan produksi yang diharapkan adalah kopra. Untuk kelapa jenis genjah berbuah setelah umur 3 - 4 tahun dan berbuah maksimal pada saat umur 9 - 10 tahun, dan bisa mencapai umur 30 - 40 tahun kurang bagus untuk kopra karena daging buahnya yang lunak.
- Panen buah kelapa dilakukan menurut kebutuhannya. Jika kelapa yang diinginkan dalam keadaan kelapa masih muda kira-kira umur buah 7 -8 bulan dari bunganya. Jika ingin mengambil buah tua untuk santan atau kopra dipanen di saat 
umur sudah mencapai 12-14 bulan dari berbunga atau jika sudah tidak lagi terdengar suara air di dalam buahnya.

Ciri dan Umur Panen
Ciri: berumur ± 12 bulan, 4/5 bagian kulit kering, berwarna coklat, kandungn air berkurang dan bila digoyang berbunyi nyaring.

Cara Panen
Buah kelapa dibiarkan jatuh: kekurangan, yaitu buah yang jatuh sudah lewat masak, sehingga tidak sesuai untuk bahan baku kopra atau bahan baku kelapa parutan kelapa kering (desiccated coconut).
Cara dipanjat: dilakukan pada musim kemarau saja. Keuntungan yaitu (1) dapat membersihkan mahkota daun; (2) dapat memilih buah kelapa siap panen dengan kemampuan rata-rata 25 pohon per-orang. Kelemahan adalah merusak pohon, karena harus membuat tataran untuk berpijak. Di beberapa daerah di Pulau Sumatera, sering kali pemetikan dilakukan oleh kera (beruk). Kecepatan pemetikan oleh beruk 400 butir sehari dengan masa istirahat 1 jam, tetapi beruk tidak dapat membersihkan mahkota daun dan selektivitasnya kurang.
Cara panen dengan galah: menggunakan bambu yang disambung dan ujungnya dipasang pisau tajam berbentuk pengait. Kemampuan pemetikan rata-rata 100 pohon/orang/hari.

Periode Panen
Frekuensi panen dapat dilakukan sebulan sekali dengan menunggu jatuhnya buah kelapa yang telah masak, tetapi umumnya panenan dilakukan terhadap 2 bahkan 3 tandan sekaligus. Hal ini tidak begitu berpengaruh terhadap mutu buah karena menurut Padua Resurrection dan Banson (1979) kadar asam lemak pada minyak kelapa yang berasal dari tandan berumur tiga bulan lebih muda sama dengan buah dari tandan yang dipanen sehingga biaya panen dapat dihemat.

Prakiraan Produksi
Produksi buah bergantung varietas tanaman kelapa, umur tanaman, keadaan tanah, iklim, dan pemeliharaan. Biasanya menghasilakn rata-rata 2,3 ton kopra/ha/tahun pada umur 12-25 tahun. Sedangkan untuk kelapa hibrida pada umur 10-25 tahun mampu menghasilkan rata-rata 3,9 ton/ha/tahun.

Pascapanen
Pengumpulan

Buah dikumpulah menggunakan keranjang atau alat angkut yang tersedia. Kemudian semua buah hasil panen dikumpulkan di Tempat Pengumpulan Hasil (TPH).

Penyortiran dan Penggolongan
Sortasi buah dan perhitungan buah dilakukan setiap blok kebun setelah selesai panen pada akhir bulan. Buah yang disortir adalah kosong tidak berair, bunyi tidak nyaring bila diguncang, rusak/lika kena hama, busuk dan kecil juga terhadap kelapa butiran pecah, berkecambah atau kelapa kurang masak, lalu disimpan dalam bin penyimpanan yang beraerasi baik.

Pengolahan buah kelapa yang tua pada akhir-akhir ini mulai mengarah pada pemanfaatan minyak kelapa murni atau virgin coconut oil yang mampu meningkatkan nilai jual dari produk kelapa, ataupun masih dalam bentuk nira ( legen =Jawa) untuk keperluan industri gula kelapa, nata de coco, asam cuka, produk minuman dan substrat,serta alkohol yang juga mampu meningkatkan nilai jual dari produk kelapa.

- Gula kelapa :
kandungan sukrosa yang dominan di antara kandungan bahan kimia non air lainnya menjadikan nira sebagai sumber gula yang sangat potensil.

- Nata de coco :
Adalah bahan olahan nira kelapa berbentuk gel, tekstur kenyal seperti kolang kaling, yang proses fermentasinya dibantu oleh mikrorganisme Acetobacter xylium.

- Asam cuka :
dikenal sebagai penegas rasa, warna dan juga sebagai bahan pengawet karena membatasi pertumbuhan bakteri.

- Produk minuman:
Dapat dibuat minuman segar non alcohol maupun alkohol dalam kadar rendah(tuak) ataupun dalam kadar tinggi (arak).

- Substrat :
Yaitu bahan nutrient yang dipergunakan untuk menumbuhkan mikroba. Substrat ini sangat diperlukan bagi pekerjaan di lab bioteknologi.

Penyimpanan
Buah kelapa disimpan dengan cara:

a) buah ditumpuk dengan tinggi tumpukan maksimal 1 meter
b) tumpukan berbentuk piramidal dan longgar
c) tumpukan dalam gudang diamati secara rutin.

Syarat-syarat gudang penyimpanan sebagai berikut:
a) udara segar dan kering
b) tidak kebocoran dan kehujanan
c) tidak langsung kena sinar matahari
d) suhu udara dalam gudang 25-27 derajat C.

Pengemasan dan Pengangkutan
Buah kelapa apabila akan dijual terlebih dulu di kupas kulit luarnya dan dibungkus dalam karung goni atau karung sintetis. Pengangkutan dapat dilakukan dengan truk, kapal laut atau alat angkut yang sesuai.

Penanganan Lain
Kopra; kopra terbuat dari daging kelapa dengan cara menurunkan kadar airnya. untuk: 
(1) pengawetan, cara ini akan mencegah tumbuhnya jamur, serangga, dan bakteri yang dapat memakan daging dan merusak minyak kelapa; 
(2) mengurangi berat, sehingga mengurangi biaya pengangkutan dan penanganan; 
(3) mengkonsentrasikan minyak, kadar minyak dalam kopra sekitar 65-68%. Cara pembuatan kopra yaitu dengan pengeringan daging buah dengan sinar matahari (penjemuran langsung atau efek rumah kaca) atau dengan alat pengering.
Ekstraksi minyak; minyak kelapa dapat diperoleh secara langsung dengan ekstraksi kopra. Cara tradisional yang banyak dipakai yaitu dengan pemanasan santan kelapa. Minyak kelapa juga dapat diperoleh dengan mengekstrasi kopra.
Kelapa parut kering (Desiccated coconut); diperoleh dengan mengeringkan kelapa parutan sampai kadar air 3,5% dan kadar minyak tidak kurang dari 68 %.
Santan; diperoleh dengan melakukan pemerasan terhadap kelapa parutan. Santan tidak dapat disimpan lama. Oleh karena itu diperlukan pengemasan santan untuk mencegah rusaknya santan yaitu dengan pengalengan ataupun pengeringan santan.

Gambaran Peluang Agribisnis
Alasan utama yang membuat kelapa menjadi komoditi komersial adalah karena semua bagian kelapa dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Dari analisis budidaya terliha bahwa investasi yang besar dapat menguntukan hanya dalam waktu kurang dari 6 tahun, belum termasuk keuntungan lain yang didapat selain dari buah. Oleh karena itu, budidaya tanaman kelapa merupakan salah satu alternatif yang sangat menguntungkan

STANDAR MUTU PRODUKSI
Ruang Lingkup

Standar produksi meliputi: syarat mutu, cara pengujian,pengambilan contoh dan pengemasan kopra.

Diskripsi
Kopra adalah daging buah tanaman kelapa yang telah dikeringkan dengan cara penjemuran, pengasapan atau pengeringan mekanis lainnya.

Klasifikasi dan Standar Mutu
a) Kadar air maksimum (%): Mutu I=5,0; Mutu II=5,0; cara pengujian SP-SMP-7-1975
b) Kadar Lemak minimum (%):Mutu I=63,0; Mutu II=60,0; cara pengujian SP-SMP-13-1975
c) Kadar Asam Lemak Bebas maksimum (%): Mutu I=5,0; Mutu II=5,0; cara pengujian SP-SMP-30-19975
d) Benda-benda asing maksimum (%): Mutu I=1,0; Mutu II=2,0; cara pengujian SP-SMP-48-1975
e) Bagian berjamur maksimum (%): Mutu I=5,0;Mutu II=5,0; cara pengujian SP-SMP-78-1975
f) Bagian Berhama maksimum (%); Mutu I=3,0; Mutu II=3,0; cara pengujian SP-SMP-78-1975

Pengambilan Contoh
Contoh diambil secara acak sebanyak akar pangkat dua dari jumlah karung dengan maksimum 30 karung tiap partai barang, kemudian tiap karung diambil contoh maksimum 5 kg. Contoh-contoh tersebut diaduk/dicampur sehingga merata kemudian dibagi empat dan dua bagian diambil secara diagonal. Cara ini dilakukan beberapa kali sampai mencapai contoh sebesar 5 kg. Contoh kemudian dimasukkan dalam plastik, kemudian disegel dan diberi label.
Petugas pengambil contoh harus memenuhi syarat, yaitu orang yang telah berpengalaman atau dilatih labih dahulu dan mempunyai ikatan dengan suatu badan hukum.

Pengemasan
Cara pengemasan: kopra dikemas dalamkarung goni yang bersih, kering dan kuat dengan berat bersih tiap karung adalah 65 kg.
Pemberian merek: nama barang, jenis mutu, identitas penjual, produce of Indonesia, berat bersih, nomor karung, identitas pembeli, pelabuhan/negara tujuan.

 

 

Salam 
 
Dwi Hartoyo,SP

REFERENSI 
http://insidewinme.blogspot.com/2007/11/budidaya-kelapa.html
http://www.mail-archive.com/agromania@yahoogroups.com/msg13904.html
http://www.dekindo.com/content/artikel/budidaya_kelapa.pdf
http://balitka.litbang.deptan.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=section&layout=blog&id=22&Itemid=93 ( Varietas Kelapa )
http://balitka.litbang.deptan.go.id/ind/ 
http://software-komputer.blogspot.com/2008/05/cara-teknik-budidaya-tanaman-perkebunan.html
http://ekyowinnersnews.blogspot.com/2010/06/morfologi-dan-budidaya-kelapa_01.html
http://bataviase.co.id/node/241897 
http://id.wikipedia.org/wiki/Kelapa 
http://coconutboard.nic.in/publi1.htm
http://www.coconut-info.com/
http://www.hort.purdue.edu/newcrop/duke_energy/Cocos_nucifera.html
http://cocos.arecaceae.com/ 
http://www.docstoc.com/docs/19432029/Budidaya_kelapa
http://teknis-budidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-kelapa.html