Di daerah-daerah tropika kebanyakan tanahnya bersifat masam, karena pengaruh curah hujan yang tinggi sehingga basa-basa dapat tukarnya tercuci. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kemasaman tersebut adalah dengan melakukan pengapuran jika akan dilakukan usaha pertanaman sayuran, terutama untuk kerabat Cruciferae (kerabat kubis, kubis bunga dan sebagainya). Tanah-tanah yang terutama membutuhkan kapur adalah tanah Oxisol, Alfisol dan Ultisol yang mengalami pencucian berat. Tanah gambut dataran rendah dan tanah sulfat masam pesisir (sering terdapat bersamaan) tidak dapat digunakan untuk lahan pertanian tanpa terlebih dahulu diberikan kapur, karena pada tingkat kemasaman dibawah sekitar pH 5,5, ion-ion aluminium dan pada bebberapa ion-ion tanah magnesium, dibebaskan dari mineral-mineral lempung dan beracun bagi kebanyakan jenis tanaman.
Banyaknya kapur yang dibutuhkan untuk tanah dan pertanaman tropika berbeda dengan yang telah lazim berlaku di Amerika utara dan Eropa. Ini disebabkan karena tanaman tropika dan varietas-varietasnya teradaptasi lebih baik pada tanah-tanah masam daripada tanaman iklim sedang. Rizobia kacang-kacangan tropika, seperti dari kelompok kacang tunggak yang kadang-kadang digunakan untuk menginokulasi akar legum (kacangan) lain, dapat berfungsi pada tingkat pH yang lebih rendah.
Takaran pupuk yang dianjurkan bervariasi menurut pH. Pada tanah yang sangat masam seperti tanah-tanah sulfat masam (Tanah sulfat masam biasanya adalah tanah yang terbentuk di daerah pantai), mungkin diperlukan sebanyak 5 ton/ha selama beberapa tahun untuk menetralkan asam yang terbentuk pada waktu pengairan atau pengatusan. Kebanyakan tanah tropika dengan pH dalam kisaran 5,0 sampai 5,5, akan lebih baik jika diberika perlakuan pengapuran kira-kira 1 ton/ha kapur.
Manfaat utama dari kapur adalah sebagai berikut:
1. Kapur meningkatkan mineralisasi nitrogen organik dalam, sisa-sisa tanaman, membebaskan nitrogen sebagai ion ammonium dan nitrat yang demikian tersedia bagi tanaman.
2. Kalsium dan magnesium, yang merupakan unsur pokok utama kapur, adalah hara esensial yang dapat membatasi pertumbuhan tanaman pada tanah-tanah tropika masam.
3. Pada tanah lempung masam, kapur dapat membantu memperbaiki kegemburan tanah dengan meningkatkan struktur remah atau gembur.
Tetapi tanah-tanah tropika dengan nilai pH lebih besar dari 6, tidak akan mendapatkan manfaat dari kapur bahkan pengapuran dapat merugikan atau merusak.
Bahaya pengapuran yang berlebihan dapat menampakkan diri dalam bentuk-bentuk sebagai berikut:
1. Tanaman menjadi klorotik (kuning atau pucat) karena kekurangan zat besi.
2. Seng, tembaga, mangan dan boron dapat menjadi kurang terlarutkan dan dengan demikian akan kurang tersedia bagi tanaman.
3. Fosfor dan molibdenum dapat menjadi kurang tersedia karena pH yang meningkat.
Cara paling lazim untuk mengatasi pengapuran yang berlebihan adalah dengan pemberian bahan organik, seperti pupuk organik hewani dalam jumlah yang besar.
Dalam usaha budidaya sayuran, karena tanah sering diolah, kapur dapat diberikan dalam takaran terbatas pada setiap pertanaman sampai kemudian pH tanah mencapai nilai 6. Beberapa pertanaman, terutama kerabat kubis sangat tanggap baik terhadap kapur dan takaran yang lebih tinggi biasanya menguntungkan, bahkan pada tanah yang relatif tidak masam.
Kapur harus disebarkan merata pada bedengan dan dibenamkan pada waktu pengolahan tanah bedengan.
(Ilustrasi) |
Takaran pupuk yang dianjurkan bervariasi menurut pH. Pada tanah yang sangat masam seperti tanah-tanah sulfat masam (Tanah sulfat masam biasanya adalah tanah yang terbentuk di daerah pantai), mungkin diperlukan sebanyak 5 ton/ha selama beberapa tahun untuk menetralkan asam yang terbentuk pada waktu pengairan atau pengatusan. Kebanyakan tanah tropika dengan pH dalam kisaran 5,0 sampai 5,5, akan lebih baik jika diberika perlakuan pengapuran kira-kira 1 ton/ha kapur.
Manfaat utama dari kapur adalah sebagai berikut:
1. Kapur meningkatkan mineralisasi nitrogen organik dalam, sisa-sisa tanaman, membebaskan nitrogen sebagai ion ammonium dan nitrat yang demikian tersedia bagi tanaman.
2. Kalsium dan magnesium, yang merupakan unsur pokok utama kapur, adalah hara esensial yang dapat membatasi pertumbuhan tanaman pada tanah-tanah tropika masam.
3. Pada tanah lempung masam, kapur dapat membantu memperbaiki kegemburan tanah dengan meningkatkan struktur remah atau gembur.
Tetapi tanah-tanah tropika dengan nilai pH lebih besar dari 6, tidak akan mendapatkan manfaat dari kapur bahkan pengapuran dapat merugikan atau merusak.
Bahaya pengapuran yang berlebihan dapat menampakkan diri dalam bentuk-bentuk sebagai berikut:
1. Tanaman menjadi klorotik (kuning atau pucat) karena kekurangan zat besi.
2. Seng, tembaga, mangan dan boron dapat menjadi kurang terlarutkan dan dengan demikian akan kurang tersedia bagi tanaman.
3. Fosfor dan molibdenum dapat menjadi kurang tersedia karena pH yang meningkat.
Cara paling lazim untuk mengatasi pengapuran yang berlebihan adalah dengan pemberian bahan organik, seperti pupuk organik hewani dalam jumlah yang besar.
Dalam usaha budidaya sayuran, karena tanah sering diolah, kapur dapat diberikan dalam takaran terbatas pada setiap pertanaman sampai kemudian pH tanah mencapai nilai 6. Beberapa pertanaman, terutama kerabat kubis sangat tanggap baik terhadap kapur dan takaran yang lebih tinggi biasanya menguntungkan, bahkan pada tanah yang relatif tidak masam.
Kapur harus disebarkan merata pada bedengan dan dibenamkan pada waktu pengolahan tanah bedengan.