Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan tanaman lahan tegalan yang banyak diproduksi sebagai cemilan di pasaran. Banyak kultivar dari kacang tanah ini yang tumbuh dan memberikan hasil yang baik pada tanah gembur yang lepas atau dalam guludan (bedengan). Cara budidaya untuk varietas tipe semak sama dengan cara membudidayakan kedelai, dengan jarak tanam yang dianjurkan sekitar 30 x 15 cm.
Kacang tanah memerlukan pasokan kalsium yang cukup (seperti semua jenis tanaman legum), jika tidak maka biji tidak akan terbentuk dan polong yang dihasilkan akan kosong atau pops. Sekitar 200 kh/ha pupuk majemuk 12:12:17:2 + UM dianjurkan untuk pemupukannya, ditambah dengan sedikit urea (60 kg/ha) yang diberikan pada bulan pertama untuk memastikan pertumbuhan awal yang baik sebelum terbentuknya pembintilan. Untuk kebutuhan kalsiumnya, dianjurkan 200-300 kg/ha gips, diberikan setengah saat tanam dan sisanya pada permulaan terbentuknya ginofor. Pada umumnya lebih baik jika menanam kacang tanah setelah pertanaman sebelumnya mendapatkan pemupukan yang baik.
Perlindungan Tanaman
Penyakit-penyakit yang paling serius pada pertanaman ini adalah karat (Puccinia arachidis) dan bercak daun yang lazim dijumpai (Cercospora arachidicola) dan Cercosporidium personatum. Metode pengendaliannya yang utama adalah dengan cara kebersihan kebun yang baik dan pergiliran tanaman, tetapi sekarang telah tersedia fungisida khusus untuk karat daun ini. Untuk noda-noda Cercospora, belerang sudah cukup murah untuk petani kecil, tetapi fungisida dengan spektrum lebar lebih efektif. Penyakit jamur lain yang juga menyerang adalah busuk akar dan busuk leher akar (Corticium rolfsii, Thanatephorus cucumeris) dan busuk tajuk tanaman (Aspergillus niger). Fungisida tembaga dapat mengendalikan kedua jamur tersebut. Tanaman ini juga rentan terhadap layu bakteri, sehingga perlu berhati-hati jika melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman kerabat Solanaceae.
Kandungan air (lengas) dalam biji yang akan disimpan dan selama penyimpanan selanjutnya adalah penting untuk diperhatikan dalam mengendalikan infeksi biji oleh Aspergillus flavus, yaitu jamur yang menghasilkan racun yang sangat karsinogen, aflatoxin, karena itu sangat penting menurunkan kandungan air dalam biji secepat mungkin sampai di bawah 9%, setelah panen dan kemudian disimpan baik dengan mempertahankan kandungan air yang sama.
Virus roset adalah penyakit berbahaya, pemusnahan (eradikasi) tanaman singgang (liar) dan pengendalian vektor (Aphis craccivora dan Aphis gossypii) adalah hal mutlak yang harus dilakukan.
Banyak serangga dapat merusak pertanaman; yang menyerang bagian-bagian tanaman yang terdapat dalam tanah, terutama polongnya, pada umumnya adalah yang paling mengkhawatirkan meliputi rayap, uret, kutu putih, kumbang dan serangga penggerek polong lainnya. Situasi setempat harus diperhatikan terutama sekali pada saat pertumbuhan polong.
(Sumber foto: greenmorish.com) |