Budidaya
Kubis dapat ditanam dihampir semua jenis tanah dan sangat toleran pada tanah lempng berat. Kubis juga tanggap baik terhadap kapur, dan tentu saja hal ini akan mengurangi penyakit akar pekuk. Membudidayakan tanaman Kubis (Brassica oleracea) dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Benih terlebih dahulu harus disemaikan dalam kotak-kotak atau kantong-kantong kertas ataupun polybag yang berisi tanah di pembibitan dan dipindahtanamkan pada umur empat minggu. Polybag dengan ukuran kira-kira 6 x 4 cm sesuai untuk semai dengan umur 3 - 4 minggu, atau dapat juga dibiarkan lebih lama jika jarak antar polybag dijauhkan jaraknya sekitar 8 cm.
2. Berikan siraman ringan untuk menghindari penyakit rebah semai dan atau perlakuan tanah dengan thiram atau captan. Tanah dapat juga disterilisasikan dengan panas. Sangat dianjurkan untuk menggunakan perlakuan (perawatan) benih seperti menggunakan thiram atau Ceresan (kalomel bila terdapat penyakit akar pekuk), terutama bila sumber benih tidak diketahui.
3. Setelah pemindahtanaman, tanaman semai harus diberikan naungan selama kira-kira satu minggu. Setelah tumbuh dengan baik, penyiraman rutin secara teratur akan mendorong pertumbuhan kubis. Varietas-varietas tertentu seperti "Y.R. Cross" dan "K.k. Cross" tidak dianjurkan untuk ditanam pada tanah gambut karena adanya kecendrungan timbulnya penyakit busuk hati di tanah tersebut, meskipun telah diberikan tambahan boron dan pemupukan yang cukup. Varietas terbaik untuk tanah demikian adalah "Spring Light". Kompos dan bahan organik busuk juga baik untuk kubis dengan takaran 20 ton/ha per tahun, sebagai tambahan pada pupuk anorganik. Kapur diperlukan sebanyak 2 ton/ha yang dapat bertahan sampai beberapa tahun kecuali jika tanahnya sangat masam.
Perlindungan Tanaman
Penyakit akar pekuk (Plasmodiophora brassicae) yang dapat masuk dalam biji, merupakan penyakit penting dan pengendaliannya yang terbaik masih dengan menggunakan 'kalomel' (merkuri klorida), yang juga dapat memberikan perlindungan terhadap tempayak akar. Pemberian kapur juga dapat menghalangi penyakit akar pekuk. Di daerah yang bebas penyakit akar pekuk, perlakuan benih dengan thiram mungkin dapat digunakan untuk melindungi terhadap penyakit terbawa benih lain. Alterinaria brassicae dan A. brassicicola adalah penyakit daun yang umum merusak kubis dan penyakit kaki hitam (Leptophaeria maculans) dapat menjadi penyakit penting di daerah tropika pada ketinggian yang lebih tinggi. Higiene atau kebersihan, benih dan perlakuan benih akan dapat mengendalikan semua penyakit tersebut.
Dua penyakit bakteri penting lainnya adalah penyakit busuk hitam (Xanthomonas campestris) dan penyakit busuk buah (Erwinia spp.). Keduanya dapat menyebabkan pembusukan seluruh bagian tanaman. Pergiliran tanaman, kebersihan lahan serta benih yang bersih adalah hal mutlak. Perlakuan air panas pada benih (25 menit pada suhu 50 derajat celcius untuk kubis atau 15 menit untuk Cruciferae lainnya) ditambah perlakuan benih dengan senyawa merkuri akan menghilangkan bakteri.
Hama tropika utama adalah ulat punggung intan (Plutella xylostella). Berbagai insektisida akan mengendalikannya sama baiknya dengan Bacillus thuringiensis, suatu bakteri pengendali hayati. Serangga dapat cepat menjadi tahan terhadap insektisida kimia dan akan bijaksana untuk menggunakan insektisida berbeda secara bergantian, terutama yang berasal dari kelompok insektisida yang berbeda. Perangkap cahaya di dekat bedengan dengan baskom yang berisi air di bawahnya akan menangkap ngengat dalam jumlah besar. berbagai kumbang pemakan daun, ulat dan afid merupakan hama umum dan dapat dikendalikan dengan berbagai zat kimia.
Pada tanah gambut, penyemprotan hara mikro dan borak mungkin diperlukan. Untuk pengendalian gulmanya, Amels dan Prefar sudah cukup baik.
Penyakit busuk hitam (Sumber foto: trubushijau.blogspot.com) |