(Sumber foto: goodshomedesain.com) |
Pernah kah sobat bloger membayangkan memiliki taman yang disusun dalam bidang vertikal?. Nah kalau belum, sekarang ini telah dikembangkan di kota-kota besar namanya Vertical Garden atau taman vertikal, tentu saja fungsinya sama seperti taman-taman pada umunya memberikan tambahan oksigen, sebagai ruang hijau terbuka dan dapat mengurangi suhu. Hampir mirip dengan hirdoponik, bercocok tanam tanpa tanah, bahkan vertical garden ini bisa dibuat di tembok-tembok rumah, selain unik juga menambah keindahan rumah sobat bloger.
Sebelum kita membahas cara membuatnya, sebaiknya sobat bloger tahu terlebih dahulu tentang media yang digunakan, yaitu nonwoven geotextile dan velt dari bahan sabuk kelapa. Velt sabuk kelapa dibuat dalam bentuk papan dengan ukuran 50 cm dan tebal 30 cm. Lebih unggul dalam hal menyimpan air daripada geotextile, dan mudah didapatkan dengan harga yang relatif terjangkau.
Berikut cara membuat vertical garden:
1. Buat konstruksi di bagian belakang (frame baja ringan) dengan rongga sekitar 7 cm dari tembok. Ini penting agar media tanam langsung bersentuhan dengan tembok karena akan lembab. Ukuran frame sekitar 0,5 m x 1 m. Jika terlalu luas, misalnya 1 m x 1 m, karpet akan melengkung di bagian tengah sehingga air akan mengalir tidak rata.
2. Setelah frame siap, taruh media tanam (geotextile atau velt sabuk kelapa) sebanyak dua lapis. Sobek larisan depan dengan jarak 12 cm. Diantara lubang tadi, buatlah jahitan jelujur vertikal agar media tanam tidak melorot ke bawah.
3. Karena adanya jarak antarlubang maka tidak semua media tanam langsung tercover oleh tanaman, tetapi lama kelamaan media tanam akan tercover oleh tanaman jika telah tumbuh. Pilih tanaman yang seimbang antara tajuk tanaman dengan akar. Jika tajuknya terlalu besar, daun akan layu dan jatuh, setelah sebulan kemudian baru tanaman akan tumbuh dengan baik. Lebih baik memilih tanaman dengan tajuk yang lebih kecil agar akar cukup mampu menopang daun sehingga daun tidak layu. Ini merupakan konsep keseimbangan tanaman yang harus sobat bloger ketahui.
4. Masukkan tanaman ke dalam lubang yang telah dibuat. Bisa menggunakan rockwool yang digulung, tapi dapat juga langsung ditanam. Yang terpenting tanaman telah memiliki akar yang bagus, yang sebelumnya ditanam dalam polybag (tumbuh baik dalam polybag, media bagus (remah dan banyak rongga). Masukkan sebagian media dari polybag ke dalam lubang. Hal ini akan membantu akar tidak terlalu terganggu sehingga tanaman tidak membutuhkan penyesuaian yang lama.
5. Pengairan menggunakan sistem drip irigasi. Idealnya, pipa pengairan berjarak 3 m dari atas. Dengan menggunakan timer otomatis, waktu penyiraman dapat disetel, misalnya 5 kali sehari, masing-masing 2 menit. Gunakan nosel sebagai pressure regulator agar tekanan air sama shingga kucurannya rata. Tetesan air bisa langsung jatuh ke tanah atau didaur ulang kembali ke atas. Jangan lupa tempatkan tanaman yang tahan kering di bagian tas dan tanaman basah dibagian bawah.
Beberapa hal yang perlu sobat bloger perhatikan dalam vertical garden ini:
1. Seperti apa pun panasnya, biasanya tanaman hanya mendapat sinar matahari selama setengah hari karena arah gerak matahari. Akibatnya, ada masa ketika tanaman terlihat kurang subur karena tidak mendapatkan sinar matahari seharian.
2. Pemupukan dapat dilakukan secara otomatis. Caranya, campurkan pupuk ke dalam tandon ar, lakukan seminggu sekali.
3. Pemangkasan dapat dilakukan setiap 6 bulan sekali, khususnya untuk VG berpola tertentu.
4. Cek nosel setiap 6 bulan sekali. Begitu pun dengan filter sebaiknya periksa secara periodik. Bersihkan 2 minggu sekali jika kualitas airnya bagus.
Ilustrasi bahan vertical garden (Sumber foto: tabloidnova.com) |