Hama dan Penyakit Tanaman Kina


Hama dan Penyakit Tanaman Kina - Budidaya Petani. Berikut adalah beberapa Hama dan Penyakit yang biasa menyerang tanaman kina antara lain.

Hama Kina
Ulat : Ulat yg menyerang daun atau ranting muda adalah:
    1. Ulat jeungkal (Boarmia bhurmitra, Antitrygoides divisaria, Hyposidra talaca) dikendalikan dengan insektisida Thiodan 35 EC;
    2. Ulat sinanangkeup (Paralebeda plagifera) dikendalikan dengan Dedevap 650 EC;
    3. Ulat bugrug (Metanastria hirtaca) dikendalikan dengan Lebaycid 550 EC;
    4. Ulat badori (Attacus atlas), dikendalikan dengan Baythroid 50 EC;
    5. Ulat kaliki (Samia cyntia) dikendalikan dengan Bayrusil 250 EC;
    6. Ulat kenari (Cricula trifenestrata) dikendalikan dengan Karphos 25 EC;
    7. Ulat bajra (Setora nitens) dikendalikan dengan Lannate L;
    8. Ulat kantong (Clania variegata) dikendalikan dengan Decis 2,5 EC, Thuricide, Ripcord 5 EC;
    9. Ulat merang (Euproctis flexuosa) dikendalikan dengan Lannate 25 WP; Pengendalian mekanis: dilakukan dengan mengumpulkan telur, kupu serta telur-telurnya, kemudian dimusnahkan dengan cara dikubur atau dibakar.
Penggerak cabang merah. Gejala: menyerang cabang & ranting hingga layu & mudah patah. Pada ranting patah ada lubang gerekan. Pengendalian: memangkas cabang atau ranting yg terserang. 
Penggerek pangkal batang (Phasus damor).  Gejala: kerusakan pada leher akar, daun kuning atau kemerahan, layu, kering, rontok & tanaman mati.Pengendalian: menanam bibit yg sehat & insektisida.
Penggerek cabang (Xyleberus. Sp). Gejala: pada ranting, cabang atau batang terlihat adanya tahi gergaji yg halus. Hama ini berasosiasi dengan jamur ambrosia.  Pengendalian: menyemprot larutan fungisida sistemik & insektisida Gusadrin 150 ESC, Benlate 50 W).
Penggerek pucuk.Gejala: bekas serangan menyebabkan pucuk berwarna coklat & mati.Pengendalian: penyemprotan dengan insektisida Gusadrin 150 ESC, Benlate 50 WP.
Kutu putih.Gejala: menyerang ranting & mengisap cairan selnya, ranting menjadi berwarna putih & dihuni oleh hewan kecil lonjong. Hama ini tidak menimbulkan kerugian & serangan akan hilang dengan datangnya musim hujan.
Helopeltiss. Gejala: daun & pucuk yg terserang menjadi salah bentuk. Pada serangan berat tanaman mati & dari jauh bagian daun kebun kina kelihatan warna kehitam-hitaman. Pengendalian: dengan penyemprotan insektisida Lannate L, Lannate 25 WP, Lebaycid 550 WP.
Penyakit Kina
  1. Kanker batang
    • Penyebab: jamur Phytophthora Sp. Terdapat tiga spesies jamur kanker batang yaitu:
      1. P. cinnamomi penyebab kanker garis, serangannya di Indonesia sangat luas.
      2. P. parasitica penyebab kanker gelang, serangannya relatif sedikit.
      3. P. citricola hanya menyerang tunas-tunas kina muda, serangannya juga terbatas. Kanker garis membentuk jalur sempit yg mengendap pada kulit batang.
    • Gejala: berbeda-beda tergantung umur & klon. Kanker gelang membentuk warna karat pada permukaan kulit batang. Jika kulit luar dikupas tanpak
      bahwa kulit bagian dalam membusuk. Pembusukan ini berkembang melingkari batang yg dpt menyebabkan tanaman mati.
    • Pengendalian: kulit yg sakit dikorek, jaringan busuk dipotong sampai ke bagian sehat & dilumasi Antimucin WBR 0,5% & Difolatan 4F 3%. Setelah obat mengering luka ditutupi dengan petrolatum 2295 A, Shell Tapflux atau.Shell Otina Compound. Permukaan kayu yg terbuka ditutup ter utk mencegah masuknya kumbang penggerek.
  2. Penyakit jamur upas (Upasia salmonicolor)
    • Gejala: sebelum mengering daun-daun dari cabang yg sakit berwarna kuning kemerahan. Pada batang atau cabang terdapat benang-benang jamur
      yang belum masuk ke dalam kulit, & mirip dengan sarang laba-laba.
    • Pengendalian: menyemprotkan bubur Bordeaux. dpt juga dilakukan pelumasan dengan bubur bordeaux pekat, Perenox 3%, Calixin Ready mix atau Calixin RM (tridemorf) dengan menggunakan kuas.
  3. Penyakit mopog (Rhizoctonia solani)
    • Gejala: di bedengan-bedengan pesemaian terdapat kelompok-kelompok semai yg mati seperti tersiram air panas.
    • Pengendalian : dengan mengurangi kelembaban persemaian, menyemprotkan fungisida pada tanah bedengan berupa Brassicol sebanyak 30 g/m 2 dan
      mengurangi penyiraman. Persemaian dpt disemprot dengan Dithane M-45 atau Brestan 0,05%.
Gulma. Gulma di areal tanam terdiri atas golongan rumput-rumputan seperti lempuyangan (Panicum repens) & paparean (Phalaris arundinaceae); golongan berdaun lebar seperti sintrong (Crassocephalum crepidioides) & babadotan (Ageratum conyzoides). Pengendalian: dengan memperbaiki kultur teknis, menyiangi/mencabut, menggunakan tanaman penutup tanah lebum & dengan herbisida pra tumbuh & purna
tumbuh.
Pengendalian hama/penyakit secara organic
Dalam pertanian organik yg tidak menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya melainkan dengan bahan-bahan yg ramah lingkungan biasanya dilakukan secara terpadu sejak awal pertanaman utk menghindari serangan hama & penyakit tersebut yg dikenal dengan PHT (Pengendalian Hama
Terpadu) yg komponennya adalah sbb:

  • Mengusahakan pertumbuhan tanaman yg sehat
  • Memanfaatkan semaksimal mungkin musuh-musuh alami
  • Menggunakan varietas-varietas unggul yg tahan terhadap serangan hama & penyakit.
  • Menggunakan pengendalian fisik/mekanik yaitu dengan tenaga manusia.
  • Menggunakan teknik-teknik budidaya yg baik misalnya budidaya tumpang sari dengan pemilihan tanaman yg saling menunjang, serta.rotasi tanaman pada setiap masa tanamnya utk memutuskan siklus penyebaran hama & penyakit potensial.
  • Penggunaan pestisida, insektisida, herbisida alami yg ramah lingkungan & tidak menimbulkan residu toksik baik pada bahan tanaman yg dipanen ma maupun pada tanah. Disamping itu penggunaan bahan ini hanya dalam keadaan darurat berdasarkan aras kerusakan ekonomi yg diperoleh dari hasil pengamatan.

Beberapa tanaman yg dpt dimanfaatkan sbg pestisida nabati & digunakan dalam pengendalian hama antara lain adalah:
  • Tembakau (Nicotiana tabacum ) yg mengandung nikotin utk insektisida kontak sbg fumigan atau racun perut. Aplikasi untuk serangga kecil misalnya Aphids.
  • Piretrum (Chrysanthemum cinerariaefolium) yg mengandung piretrin yg dpt digunakan sbg insektisida sistemik yg menyerang urat syaraf pusat yg aplikasinya dengan semprotan. Aplikasi pada serangga seperti lalat rumah, nyamuk, kutu, hama gudang, & lalat buah.
  • Tuba (Derris elliptica & Derris malaccensis) yg mengandung rotenone utk insektisida kontak yg diformulasikan dalam bentuk hembusan dan semprotan.
  • Neem tree atau mimba (Azadirachta indica) yg mengandung azadirachtin yg bekerjanya cukup selektif. Aplikasi racun ini terutama pada serangga penghisap seperti wereng & serangga pengunyah seperti hama penggulung daun (Cnaphalocrocis medinalis). Bahan ini juga efektif utk menanggulangi serangan virus RSV, GSV & Tungro.
  • Bengkuang (Pachyrrhizus erosus) yg bijinya mengandung rotenoid yaitu pakhirizida yg dpt digunakan sbg insektisida & larvasida.
  • Jeringau (Acorus calamus) yg rimpangnya mengandung komponen utama asaron & biasanya digunakan utk racun serangga & pembasmi cendawan, serta hama gudang Callosobrocus. Selengkapnya tentang budidaya tanaman kina ada di Budidaya Kina
 Artikel Lainnya: 
 Budidaya Buah Rambutan
 Cara Budidaya Cabe
 Budidaya Jambu Biji