Seperti tanaman lain, tanaman cengkeh juga sering diserang oleh penyakit dan hama pengganggu yang dapat menurunkan produktifitas tanaman cengkeh. Berikut beberapa penyakit dan hama yang sering mengganggu tanaman cengkeh beserta anjuran cara pengendaliannya.
1. Penyakit busuk akar
Penyakit yang disebabkan oleh cendawan seperti Pythium, Rhizoctonia, Phytopthora, ini biasanya menyerang pada masa kritis pertama tanaman cengkeh. Gejala yang nampak adalah daun menguning, layu dan kemudian mengering, dan jika tanaman dicabut akan nampak akarnya yang membusuk.
Anjuran mengatasi penyakit ini adalah: secara teknis, tanaman dicabut kemudian dibakar agar tidak menyebar ke tanaman lain, sedangkan secara kimia, setelah tanaman yang terserang dicabut dan dibakar, tanaman di sekitar tanaman sakit tersebut disemprot dengan menggunakan Koperoxychloride 0,5% atau setiap 5 gr dilarutkan dengan 1 liter air.
2. Penyakit daun
Cendawan Glorosporium piperantum dan Cylindrocladium auinqeseptatum merupakan penyebab penyakit ini. Penyakit daun muncul pada saat persemaian dan awal tanam, disebabkan oleh karena pelindung tanaman terlalu rapat sehingga kondisi tanaman menjadi lembab. Gejala akibat serangan cendawan Glorosporium piperantum yaitu pada daun-daun tua nampak bercak-bercak berwarna kuning kecoklatan, cendawan ini dapat meluas dengan perantara angin. Sedangkan gejala akibat serangan Cylindrocladium yaitu pada daun terlihat bercak-bercak berwarna merah coklat sedangkan di bagian tengah daun berwarna putih, serangannya sangat cepat dengan merusak pucuk dan tangkai.
Anjuran dalam mengatasi penyakit ini adalah dengan melakukan penjarangan pelindung persemaian, dan karena penyakit ini dapat terbawa angin kencang maka sebaiknya lakukan penyemprotan dengan menggunakan Koperoxychloride 0,5%.
3. Die back atau mati ranting
Penyebab penyakit ini adalah membusuknya sebagian perakaran tanaman sehingga mengganggu pengambilan zat hara dari dalam tanah. Biasanya penyakit ini terjadi pada tanaman umur 5 tahun ke atas yang telah menghasilkan bunga, terutama pohon yang tumbuh dekat dengan permukaan air. Gejala yang dimunculkan adalah daun pada beberapa cabang berubah warna dari kekuning-kuningan menjadi menguning dan pada akhirnya akan rontok, diikuti dengan matinya cabang tersebut. Tanaman tetap hidup tetapi sebagian dahannya mati.
Cara mengatasi penyakit ini yaitu karena penyebab penyakit ini adalah faktor fisiologis (keadaan lingkungan), maka sebaiknya tanah di sekitar tajuk tanaman segera digemburkan, di luar tajuk tanaman dibuatkan lubang angin, lakukan pemberian pupuk dengan benar serta lakukan perbaikan drainase di sekitar tanaman.
4. Penyakit mati bujang
Penyebab utama penyakit ini adalah kondisi tanah yang kurang sesuai untuk pertumbuhan cengkeh, fraksi tanah terlalu banyak liat atau dapat juga dikarenakan tanah di lapisan bawah terdapat lapisan padas, selain itu, drainase yang kurang baik sehingga daya serap tanah terhadap air berkurang. Pada musim hujan, tanahnya terlalu lekat sedangkan pada musim kemarau tanah dapat retak-retak. Biasanya kondisi ini muncul setelah masa panen, dimana tanah di sekitar batang tanaman akan menjadi padat dan becek pada saat melakukan panen. Akibat yang ditimbulkan adalah akar tanaman akan mati karena kekurangan oksigen dan pada saat becek akar akan menderita keracunan sehingga penyerapan zat hara dapat dikatakan terhenti.
Gejala penyakit ini dicirikan dengan daun-daun di bagian pucuk layu berwarna hijau suram kemudian berubah menjadi kuning dan akhirnya akan rontok dan tanaman pun segera mati.
Untuk mencegah penyakit ini, dianjurkan untuk memilih tanah yang cocok untuk tanaman cengkeh, lakukan pengolahan tanah pengolahan tanah yang baik serta perlakuan persemaian dan cara penanaman yang tepat.
5. Penyakit ganggang
Penyakit ini disebabkan oleh ganggang Cephaleuros mucoda, serangannya tertuju pada bagian daun, sejak daun-daun muda di persemaian sampai pada waktu tanaman tersebut berumur muda setelah ditanam pada lahan. Gejala yang terlihat adalah pada daun terdapat bercak-bercak kecil berwarna merah, sedangkan di bagian tengah daun terdapat bintik-bintik putih kekuningan. Serangan yang hebat dapat menggugurkan daun sehingga ranting tampak seakan-akan mati. Keadaan ini muncul karena kurangnya peneduh atau dapat juga karena kekurangan zat makanan.
Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan memberikan perlindungan atau peneduh yang baik, serta melakukan penyemprotan dengan Koperoxychloride 0,5%. Jika peneduh kurang baik, biasanya pada musim kemarau tanaman akan sangat menderita karena tidak tahan terhadap teriknya sinar matahari, karena itu selain peneduh yang baik lakukan penyiraman dengan baik sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Adapun hama yang sering mengganggu pertumbuhan tanaman cengkeh adalah:
1. Nothopeus hemipterus, Nothopeus fasciati pennis, yang merupakan hama penggerek batang, yang menyerang batang bagian bawah tanaman yang berumur 4 sampai 8 tahun. Biasanya gejala yang tampak adalah adanya lubang gerekan dan kotoran hasil gerekan yang dikeluarkan melalui lubang tadi. Penggereknya berasal dari telur kumbang Nothopeus fasciati pennis yang menetas menjadi larva, pada fase larva inilah hama tersebut melakukan pengrusakan batang tanaman, yang pada akhirnya larva ini akan menjadi kumbang remaja. Untuk memberantas larva tersebut dianjurkan untuk melakukan pembersihan telur-telur kumbang dari tanaman, kemudian lubang gerekan ditutup rapat dengan menggunakan kapas yang telah dibasahi dengan insektisida.
2. Kutu-kutu daun yang terlihat pada tangkai daun tanaman yang masih muda tampak memutih. Hama ini berbahaya bagi pertumbuhan tanaman karena dapat menghisap cairan tanaman pada daun-daun yang ditempatinya, kadang-kadang dapat juga muncul gejala pada daun bagian bawah berwarna hitam (jelaga). Serangan ini dapat melayukan daun muda serta tangkai yang diserangnya karena menghambat proses asimilasi daun. Munculnya kutu-kutu daun tersebut sering juga diikuti dengan munculnya semut, karena cairan yang dihisap oleh kutu daun mengeluarkan cairan yang manis. Pemberantasannya dapat dilakukan dengan penyemprotan dengan medol 0,5% atau endrin 1%.
3. Rayap, juga sering mengganggu tanaman cengkeh dengan menyerang akar-akar tanaman, biasanya akan menyerang bibit yang baru saja dipindahkan ke lahan, untuk mengatasi pengganggu ini dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida .
4. Tupai, di beberapa daerah tupai juga dapat menjadi hama bagi tanaman cengkeh, tupai memakan kulit dan batang tanaman. Cara memberantasnya adalah dengan melakukan pemburuan menggunakan senapan angin, atau dapat juga diberantas dengan memasang perangkap yang telah diracuni.
Penyebab penyakit ini adalah membusuknya sebagian perakaran tanaman sehingga mengganggu pengambilan zat hara dari dalam tanah. Biasanya penyakit ini terjadi pada tanaman umur 5 tahun ke atas yang telah menghasilkan bunga, terutama pohon yang tumbuh dekat dengan permukaan air. Gejala yang dimunculkan adalah daun pada beberapa cabang berubah warna dari kekuning-kuningan menjadi menguning dan pada akhirnya akan rontok, diikuti dengan matinya cabang tersebut. Tanaman tetap hidup tetapi sebagian dahannya mati.
Cara mengatasi penyakit ini yaitu karena penyebab penyakit ini adalah faktor fisiologis (keadaan lingkungan), maka sebaiknya tanah di sekitar tajuk tanaman segera digemburkan, di luar tajuk tanaman dibuatkan lubang angin, lakukan pemberian pupuk dengan benar serta lakukan perbaikan drainase di sekitar tanaman.
4. Penyakit mati bujang
Penyebab utama penyakit ini adalah kondisi tanah yang kurang sesuai untuk pertumbuhan cengkeh, fraksi tanah terlalu banyak liat atau dapat juga dikarenakan tanah di lapisan bawah terdapat lapisan padas, selain itu, drainase yang kurang baik sehingga daya serap tanah terhadap air berkurang. Pada musim hujan, tanahnya terlalu lekat sedangkan pada musim kemarau tanah dapat retak-retak. Biasanya kondisi ini muncul setelah masa panen, dimana tanah di sekitar batang tanaman akan menjadi padat dan becek pada saat melakukan panen. Akibat yang ditimbulkan adalah akar tanaman akan mati karena kekurangan oksigen dan pada saat becek akar akan menderita keracunan sehingga penyerapan zat hara dapat dikatakan terhenti.
Gejala penyakit ini dicirikan dengan daun-daun di bagian pucuk layu berwarna hijau suram kemudian berubah menjadi kuning dan akhirnya akan rontok dan tanaman pun segera mati.
Untuk mencegah penyakit ini, dianjurkan untuk memilih tanah yang cocok untuk tanaman cengkeh, lakukan pengolahan tanah pengolahan tanah yang baik serta perlakuan persemaian dan cara penanaman yang tepat.
5. Penyakit ganggang
Penyakit ini disebabkan oleh ganggang Cephaleuros mucoda, serangannya tertuju pada bagian daun, sejak daun-daun muda di persemaian sampai pada waktu tanaman tersebut berumur muda setelah ditanam pada lahan. Gejala yang terlihat adalah pada daun terdapat bercak-bercak kecil berwarna merah, sedangkan di bagian tengah daun terdapat bintik-bintik putih kekuningan. Serangan yang hebat dapat menggugurkan daun sehingga ranting tampak seakan-akan mati. Keadaan ini muncul karena kurangnya peneduh atau dapat juga karena kekurangan zat makanan.
Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan memberikan perlindungan atau peneduh yang baik, serta melakukan penyemprotan dengan Koperoxychloride 0,5%. Jika peneduh kurang baik, biasanya pada musim kemarau tanaman akan sangat menderita karena tidak tahan terhadap teriknya sinar matahari, karena itu selain peneduh yang baik lakukan penyiraman dengan baik sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Adapun hama yang sering mengganggu pertumbuhan tanaman cengkeh adalah:
1. Nothopeus hemipterus, Nothopeus fasciati pennis, yang merupakan hama penggerek batang, yang menyerang batang bagian bawah tanaman yang berumur 4 sampai 8 tahun. Biasanya gejala yang tampak adalah adanya lubang gerekan dan kotoran hasil gerekan yang dikeluarkan melalui lubang tadi. Penggereknya berasal dari telur kumbang Nothopeus fasciati pennis yang menetas menjadi larva, pada fase larva inilah hama tersebut melakukan pengrusakan batang tanaman, yang pada akhirnya larva ini akan menjadi kumbang remaja. Untuk memberantas larva tersebut dianjurkan untuk melakukan pembersihan telur-telur kumbang dari tanaman, kemudian lubang gerekan ditutup rapat dengan menggunakan kapas yang telah dibasahi dengan insektisida.
2. Kutu-kutu daun yang terlihat pada tangkai daun tanaman yang masih muda tampak memutih. Hama ini berbahaya bagi pertumbuhan tanaman karena dapat menghisap cairan tanaman pada daun-daun yang ditempatinya, kadang-kadang dapat juga muncul gejala pada daun bagian bawah berwarna hitam (jelaga). Serangan ini dapat melayukan daun muda serta tangkai yang diserangnya karena menghambat proses asimilasi daun. Munculnya kutu-kutu daun tersebut sering juga diikuti dengan munculnya semut, karena cairan yang dihisap oleh kutu daun mengeluarkan cairan yang manis. Pemberantasannya dapat dilakukan dengan penyemprotan dengan medol 0,5% atau endrin 1%.
3. Rayap, juga sering mengganggu tanaman cengkeh dengan menyerang akar-akar tanaman, biasanya akan menyerang bibit yang baru saja dipindahkan ke lahan, untuk mengatasi pengganggu ini dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida .
4. Tupai, di beberapa daerah tupai juga dapat menjadi hama bagi tanaman cengkeh, tupai memakan kulit dan batang tanaman. Cara memberantasnya adalah dengan melakukan pemburuan menggunakan senapan angin, atau dapat juga diberantas dengan memasang perangkap yang telah diracuni.
Gambar Larva Penggerek Batang Cengkeh (Sumber foto: tugaspertanian.blogspot.com) |