PERTUMBUHAN DAN KONVERSI PAKAN
Apa kabar sahabat hatiku ...semoga sahabat dalam keadaan sehat baik dan tetap bahagia. karena bagaimanapun juga kebbahagiaan adalah sesuatu yang menjadi harapan kita bersama. Apapun yg kita lakukan asal kita sehat maka semuanya akan beres dan lancar. baiklah sahabat untuk kesempatan kali ini kita aan bahas soal Pertumbuhan Ikan kerapu. Pengetahuan dasar yang sangat dibutuhkan bagi pelaksana budi daya dalam hubungannya dengan hasil adalah data pertumbuhaan. Laju pertumbuhan merupakan peningkatan dalam satuan panjang atau bobot per unit waktu. Data pertumbuhan yang umum dipakai untuk perhitungan yaitu bobot. Hal ini dimaklunii bahwa hasil panen dan pemasarannya dinyatakan dalam bobot. Pada umumya pertumbuhan bobot ikan beriainan dengan burung atau mamalia, ikan tidak berhenti tumbuh setelah mencapai kematangan seksual. Kurva pertumbuhan bobot ikan secara umum merupakan grafik sigmoid.
Grafik pertumbuhan bobot ikan
Bh-Bo
LpH = —————————— x 100 %
Bh + Bo
—————— x h
2
Keterangan :
LPH = laju pertumbuhan harian
Bo = bobot ikan rata-rata pada awal pemeliharaan
Bh = bobot ikan rata-rata pada hari ke h
h = lama pemeliharaan
Besarnya nilai LPH tergantung ukuran dan jenis ikan. Ikan kerapu lumpur yang benikuran 50 - 100 g mempunyai LPH sekitar 2 – 3 %, sedangkan yang berukuran 200 - 300 g berkisar 0,7 - 1,5 %. Kerapu karang cenderung mempunyai LPH lebih rendah. Sebagai contoh, kerapu sunuk (Plectropoma spp) denean bobot 200 - 300 e mempunvai LPH 0,3 – 0,7 %.
Waktu yang dibutuhkan selama pembesaran dan saat ikan secara ekonomis mulai dibesarkan dapat dilihat pada pertumbuhan bobot rata-rata yang telah ada selama waktu pemeliharaan. Sebagai gambaran, data pertumbuhan bobot kerapu lumpur yang dipelihara dalam kajapung yang dilukiskan seperti grafik berikut.
Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa bila bobot awal 20 g dibutuhkan waktu 7 bulan untuk mencapai ukuran 500 g. Ukuran 500 g sudah merupakan ukuran komersial, sedang bila bobot awal seberat 100 g akan membutuhkan waktu 5 bulan untuk mencapai ukuran pasar. Dari data tersebut, para pelaksana budi daya lebih cenderung untuk memulai pemeliharaan kerapu dengan bobot awal seberat 100 g. Hal ini wajar karena di samping faktor resiko (kematian banyak dijumpai pada ukuran kecil), juga waktu pemeliharaan terlalu lama.
Di samping data pertumbuhan, salah satu perhitungan yang menghubungkan pertumbuhan dan jumlah pakan, yaitu konversi pakan. Konversi pakan merupakan jumlah pakan (gram) yang dimakan oleh ikan untuk menaikkan 1 gram bobot ikan. Konversi pakan 5,0 artinya untuk menaikan 1 g bobot ikan dibutuhkan 5 g pakan. Nilai konversi pakan berbeda tergantung jenis pakan, species, dan ukuran ikan serta suhu. Sebagai contoh, ikan kerapu lumpur yang diberi ikan rucah mempunyai konversi pakan sekitar 5 - 8 sedang kerapu sunuk berkisar 8 - 12. Tampaknya pada usaha budi daya kerapu, ikan-ikan yang berharga lebih tinggi cenderung mempunyai laju pertumbuhan yang lebih rendah serta konversi pakan yang lebih tinggi.
Demikian semoga bermanfaat
salam........