Usaha pertanian sayuran intensif yang modern dapat dikategorikan mulai dari pengusahaan tanaman tunggal khusus seperti pertanaman wortel, kubis ataupun kentang di daerah dataran tinggi tropika yang memerlukan dosis tinggi pupuk, pestisida dan pengelolaan tanah sampai pada sistem pergiliran tanaman yang kurang intensif, yang mengkombinasikan tanaman pertanian palawija dengan jenis-jenis sayuran lain dan memiliki periode bera (masa istirahat). Atau yang lebih dikenal dengan nama usaha tani konservasi (conservation farming). Salah satu contoh sistem usaha tani konservasi yang menggunakan beberapa jenis tanaman yang telah berhasil dengan baik, adalah sebagai berikut:
Lajur 1: Sayuran kacang atau legum (diberi pupuk fosfat)
Lajur 2: Sayuran daun
Lajur 3: Sayuran buah (diberi pupuk NPK)
Lajur 4: Sayuran umbi
Lajur 5: Tanaman penutup tanah kacangan (legum) seperti Stylosanthes gracilis, atau legum berumur panjang seperti lablab (kara uceng, kara wedus) atau kacang merah (Vigna umbellata). Di dataran tinggi dapat digunakan 'lucerne' (alfalfa) (Medicago sativa) atau 'vetch' (Vicia sativa).
Tiap lajur menduduki petek atau istirahat selama satu atau dua tahun dan digilir pada waktu penanaman berikutnya. Karena pergiliran tanaman akan membutuhkan satu siklus setiap lima sampai sepuluh tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di daerah dimana pupuk organik atau pupuk anorganik tidak tersedia dalam jumlah besar, diikutsertakannya (bera) legum selama dua tahun menyediakan cukup kesuburan dan bahan organik untuk bertanam terus menerus selama empat tahun, dengan tingkat kesuburan tanah yang masih sangat tinggi. Penggunaan bera-legum merupakan cara yang baik untuk membantu praktik budidaya petani subsisten yang memiliki beberapa kendala seperti sewa lahan yang tinggi atau kekurangan modal.
Tipe usaha tani semi-intensif ini dianjurkan untuk daerah yang harga pupuk dan pestisidanya mahal dan sukar didapatkan. Sayuran buah dan umbi, jika dibutuhkan dapat digantikan dengan serealia atau tanaman lain. Beberapa wilayah tertentu, pertanaman harus dilakukan sepanjang musim untuk mencegah pertumbuhan gulma. Pada daerah dengan musim yang panjang, penyisipan atau menanam secara berurutan harus dilakukan pada pergiliran tanaman. Sehingga dengan adanya pergiliran tanaman dengan jenis-jenis tanaman yang berbeda dalam umur yang berbeda pula, berbagai jenis tanaman akan tersedia sepanjang tahun.
Di daerah dengan jumlah penduduk yang padat, terutama perkembangan industri dan perdagangan haruslah sejalan dengan perkembangan pertanian. Sistem pengusahaan sayuran intensif sangat disarankan. Dalam sistem ini, pupuk kandang, kompos dan pupuk kimia harus digunakan bersama dengan irigasi tambahan untuk memaksimalkan hasil. Di daerah tropika sekitar khatulistiwa variasi suhu umumnya cukup kecil sehingga memungkinkan pertanaman bergilir dengan kombinasi spesies yang sama karena waktu siap panen kebanyakan spesies (tanpa mengikutsertakan jenis yang sangat peka cahaya matahari, fotoperiodik), hampir tidak berubah sepanjang tahun.
(Sumber foto: ict-five.blogspot.com) |