Budidaya Tanaman Jahe (Zingiber officinale)


Jahe

Tanaman Jahe ditanam untuk mendapatkan hasil berupa rimpang, di daerah tropika basah dapat dipanen pada enam bulan. Jahe cocok dalam pergiliran dengan tanaman-tanaman yang samaumurnya. Karena tanaman ini dihuni oleh bakteri layu, sebaiknya jangan diikut sertakan dalam pergiliran (tumpangsari) dengan tanaman kerabat solanaceae yang peka terhadap penyakit in, dan terutama sekali dengan tomat, terong, cabai besar dan kebanyakan cabai pedas. Meskipun demikian, ia dapat digunakan dalam pergiliran tiga tahun, yang memanfaatkan batang bawah terong atau cabi yang resisten.

Terdapat banyak varietas dan dua variasi warna daging, satu kemerahan dan yang lain putih atau kuning muda. Di dataran rendah kultivar atau varietas dari daerah dataran tinggi cenderung menderita karena adanya berbagai penyakit busuk akar. Oleh karena itu, sebaiknya dicari varietas-varietas yang dapat beradaptasi dengan daerah setempat. Hasil yang diperoleh sangat bervariasi mulai dari 5 sampai 30 ton per ha. Pada pemanenan awal, mungkin memberikan hasil yang lebih rendah, akan tetapi diperoleh jahe dengan kualitas yang lebih baik sebagai jahe gula-gula.

Budidaya

Seperti dengan tanaman umbi-umbian lain, jahe juga menghendaki tanah yang gembur. Tanah gambut sesuai untuk tanaman ini, akan tetapi semua jenis tanah dengan pH kurang dari 5 harus diberi kapur dengan dosis 2 ton per ha.

Bibit jahe dapat diperoleh dari potongan-potongan kecil rimpang sepanjang 3 cm, lakukan pencelupan dalam fungisida (sebagai contoh, Aretan atau kaptan), setelah itu potongan-potongan rimpang tersebut harus dikeringkan dan disimpan selama satu atau dua minggu sebelum ditanam, ini bertujuan agar luka bekas sayatan dapat tertutup dengan baik. Potongan-potongan ini sebaiknya jangan terkena sinar matahari langsung.

Tanaman jahe ini ditanam pada bedengan selebar 1,2 m dengan jarak 30 cm per bibit ditanam dalam empat baris. Dengan jarak ini sudah cukup baik untuk pertanaman sampai umur 6 bulan.

Tanaman jahe ini tanggap terhadap kesuburan tanah yang tinggi, 20 ton per ha bahan organik matang dicampur dengan 500 kg per ha pupuk majemuk 12:12:17:2, ditambah 200 kg per ha urea, dapat diberikan dalam bagian-bagian yang sama pada saat jahe berumur 1, 2, 3, 4 dan 5 bulan. Untuk hasil yang lebih baik, jahe memerlukan pemberian air yang teratur tetapi sedikit pada saat cuaca kering. Pemulsaan pada daerah kering juga sangat dianjurkan, baik menggunakan mulsa plastik ataupun menggunakan mulsa organik.

Perlindungan Tanaman

Di dataran rendah tropika tanaman jahe mempunyai beberapa masalah penyakit. Penyakit jamur berupa bercak daun adalah penyakit yang paling lazim dan serius ditemui, penyakit ini disebabkan oleh Phyllosticta zingiberis. Jamur ini dapat menyebabkan nekrosis pada daun yang berat. Usaha pertanian komersial haruslah mempertimbangkan penyemprotan mingguan dengan menggunakan zineb. Tanaman jahe ini rentan terhadap penyakit layu bakteri dan perlu kehati-hatian dengan tempat penanamanna dalam pergiliran. Rimpangnya dapat menjadi sasaran penyakit busuk oleh banyak jamur dan bakteri kelompok Erwinia. Pengatusan atau pengairan untuk tanaman jahe ini harus baik. Penggerek batang dapat menjadi masalah, dan pada tanah berpasir, populasi nematoda juga perlu dipantau.