Biological Control Teror atau Suatu Keadilan Untuk Ekologi Tanaman


Pernahkah terlintas dalam pemikiran anda untuk tidak membunuh barang seekorpun hewan dari jenis serangga dan hewan mamalia berukuran besar, atau pernahkah terlintaskan dalam pikiran anda untuk tidak mencabut sehelai rumputpun atau gulma dilingkungan tempat anda tinggal, andai ada seorang manusia yang sanggup berlaku demikian dalam hidupnya dimuka bumi ini, mungkin kami sepakat untuk mengatakannya dialah seorang “pecinta lingkungan tulen”, mulai detik anda membaca artikel ini marilah kita mengamati siapakah manusia yang sanggup untuk tidak melakukan dua hal pada awal paragraph diatas, hehe.
Biological Control Teror atau Suatu Keadilan Untuk Ekologi Tanaman

Oke, Sebelum kita memasuki pembahasan yang lebih mendalam, tiada bosan-bosannya kami untuk menyampaikan bahwa, tujuan kami menuliskan hal-hal saintis seperti ini, adalah untuk memberikan pendekatan pemahaman yang lebih mudah, khusus kepada masyarakat dunia yang tidak “Familiar” dengan istilah-istilah biologi pertanian, Biological control merupakan salah satu pilihan kami pada saat ini untuk disajikan dalam bahasa yang renyah dan mudah dimengerti, agar kita sama-sama memahami situasi dan kondisi pertanian dunia, lebih khususnya di Negara kami Indonesia.

Baiklah, pertanyaan yang kami tuliskan pada awal paragraph diatas merupakan langkah dasar untuk memahami apa yang disebut dalam istilah biologi pertanian dengan nama “Biological control”, karena dalam penjelasannya aslinya banyak istilah-istilah yang cukup memusingkan – terlebih untuk awam – maka lebih tepat kiranya, untuk anda memikirkan pertanyaan pada awal tulisan ini.

Adalah HS. Smith orang pertama yang mempopulerkan istilah biological control pada tahun 1919, meski sebenarnya orang-orang zaman sebelumnya sudah pula melakukan kegiatan tersebut, namun pada abad ke 19 itulah pertama kali ditekuni sebagai suatu bidang kajian ilmu biologi pertanian, untuk mengatasi kesombongan manusia tentang memusnahkan mahluk hidup lainnya, meski pada kenyataannya hal itu tetap juga terjadi hingga detik ini.

Dalam pengertian yang sederhana untuk bidang pertanian biological control adalah mengendalikan lingkungan biologi, dan memanfaatkan lingkungan biologi dalam mensejahterakan tanaman dari berbagai gangguan hama dan penyakit, lingkungan itu bisa saja dari golongan serangga dan tumbuhan, dalam kalimah sederhananya “Mencari tahu siapa musuh serangga hama tersebut, dari golongan serangga juga atau dari golongan tetumbuh”.

Dibawah ini bisa kita simak factor lingkungan yang bisa mempengaruhi serangga hama ;

1. Factor iklim

Berupa iklim makro, dan iklim mikro

2. Factor biotic

Berupa predator, parasitoid, pathogen dan serangga pesaing.

3. Factor makanan

Berupa kualitas dan kuantitsa makanan

4. Factor lainnya

Mengacu pada pertanyaan diawal tadi, maka pertanyaan itu masuk pada factor biotik dan factor makanan, para peneliti biologi pertanian dibidang pengendalian hayati berjuang tanpa kenal lelah untuk mengetahui, hal apa saja yang membuat serangga hama bisa dihambat pertumbuhan populasinya, dari suatu lingkungan tempat usaha pertanaman dilakukan, karena begitu spesifiknya serangga atau tanaman yang bisa disetting untuk bermusuhan dengan serangga hama, sehingganya manusia harus memilah, untuk tidak membunuh dan mencabut tumbuhan sembarangan.

Karena biological control sifatnya memanipulasi dengan memanfaatkan populasi musuh alami, maka dari itu ia dinilai sebagai usaha pengendalian hama penyakit yang adil, meski konsekuansinya manusia tidak dibolehkan membunuh serangga sembarangan dan mencabuti tumbuhan sesuka hati, dan hal ini menurut kami tentunya suatu usaha terpuji dalam bertindak dan memperlakukan serangga “Terdakwa” hama, dalam menciptakan suasana keadilan dilingkungan pertanaman.

Dampak pemakaian kimia dalam mengendalikan hama penyakit tidak baik untuk kesehatan lingkungan, untuk itu kami menyarankan kepada anda pembaca setia kami, untuk berlaku adil dalam bercocok tanam, dari pesatnya penelitian dan perkembangan teknik pengendalian hama penyakit tanaman yang bersifat hayati, semakin memperjelas bukti kepada kita selaku mahluk Manusia, bahwa segala sesuatu yang Diciptakan di alam raya ini memiliki fungsi dan perannya masing-masing, seperti serangga parasitoid dan predator itu.

Sekian ulasan singkat kita pada artikel ini, semoga pertanian anda semakin menyenangkan dan sampai jumpa dipembahasan selanjutnya.

Salam hangat ..