Pelaksanaan penelitian dibidang pertanian, khususnya tanaman pangan telah memberi kontribusi besar dalam pembangunan pertanian. Hal ini tercermin dari laju peningkatan produksi dan pendapatan petani yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Di antara beberapa teknologi yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian adalah berupa teknologi benih melalui penciptaan varietas unggul yang memegang peranan paling menonjol disamping teknologi lainnya seperti pemupukan, pengendalian hama/penyakit, penanganan panen dan pasca panen, serta alat dan mesin pertanian. Menggunakan varietas unggul merupakan salah satu upaya yang mudah dan murah untuk meningkatkan produktivitas kedelai. Mudah karena teknologinya tidak rumit yakni hanya mengganti varietas kedelai dengan yang lebih unggul dan murah karena tidak memerlukan tambahan biaya produksi. Tersedianya varietas unggul yang beragam sangat penting artinya guna menjadi banyak pilihan bagi petani baik untuk pergiliran varietas antar musim, mencegah petani menanam satu varietas terus menerus, mencegah timbulnya serangan hama /penyakit, dan menjadi pilihan petani sesuai kondisi lahan.
PENGENALAN VARIETAS
Untuk mempertahankan kemurnian agar seragam dan keunggulannya tetap di miliki, perlu mempelajari sifat-sifat morfologis tanaman seperti tipe tumbuh, warna hipokotil, warna bunga, warna bulu, umur berbunga, dan sifat-sifat
kuantitatif seperti tinggi tanaman, ukuran biji, dan ukuran daun.
Pengenalan atau identifikasi varietas unggul adalah suatu teknik untuk menentukan apakah yang dihadapi tersebut adalah benar varietas unggul yang dimaksudkan. Pelaksanaannya dapat dilakukan dengan mempergunakan alat
pegangan berupa deskripsi varietas.
POTENSI DAN RATA-RATA HASIL
Tingkat hasil suatu tanaman ditentukan oleh interaksi faktor genetis varietas unggul dengan lingkungan tumbuhnya seperti kesuburan tanah, ketersediaan air, dan pengelolaan tanaman. Tingkat hasil varietas unggul yang tercantum dalam deskripsi umumnya berupa angka rata-rata dari hasil yang terendah dan tertinggi pada beberapa lokasi dan musim. Potensi hasil varietas unggul dapat saja lebih tinggi atau lebih rendah pada lokasi tertentu dengan penggunaan masukan dan pengelolaan tertentu pula. Biasanya untuk mendapatkan hasil yang lebih tinggi dari penggunaan varietas unggul diperlukan pengelolaan yang lebih intensif dan perhatian serius serta kondisi lahan yang optimal. Agar memperoleh hasil yang optimal di atas rata-rata dalam deskripsi maka perolehan varietas unggul harus sesuai 6 tepat (tepat varietas, jumlah, mutu, waktu, lokasi, dan tepat harga)
DISKRIPSI VARETAS UNGGUL KEDELAI
NO | VARIETAS | TAHUN PELUNCURAN | KETERANGAN |
1 | Gema | 2011 | Komoditas: Kacang Kedelai Tahun: 2011 Ketahanan terhadap hama: Peka terhadap hama pengisap polog, agak tahan hama penggerek polong, moderat terhadap hama ulat grayak Ketahanan terhadap penyakit: Peka terhadap virus daun CMMV, moderat terhadap penyakit karat Wilayah adaptasi: Lahan sawah dan lahan kering (tegal) Status: Komersial |
VARIETAS ARGOMULYO | VARIETAS BURANGRANG | VARIETAS BROMO | |
Asal Nomor Galur Warna hipokotil Warna epikotil Warna bunga Bentuk daun Warna daun Wrn kulit pol masak Warna biji Warna buIu Warna hilum biji Tipe tanaman Tinggi tanaman Umur berbunga Umur polong masak Percabangan Kerebahan Bobot 100 biji Percabangan Kandungan protein Kandungan lemak Daya hasil Rata-rata hasil Ketahanan terhadap penyakit Keterangan lain Pemulia Thn. dan nomor SK pelepasan | Introduksi dari Thailand oleh PT. Nestle Indonesia tahun 1988 dengan nama asal Nakhon Sawan I - Ungu - Ungu - - - Kuning Coklat - Determinate 40 cm 35 hari 80-82 hari 3 - 4 cabang Tahan rebah - 3-4 cabang 39,4 % 20,8 % 1,5 – 2,0 t/ha - Toleran terhadap penyakit karat daun Sesuai untuk bahan baku susu RPP. Rodiah, C.Ismail, Gatot Sunyoto, dan Sumarno 4 Nopember 1998 No. 880/Kpts/TP.240/11/98 | Segregrat silang alam, diambil dari tanaman petani di jember C1-I-2/KPR-3 Ungu Hijau Ungu Oblong, ujung runcing Hijau Coklat Kuning Coklat Terang coklat kekuningan Determinate 60-70 cm 35 hari 80-82 hari - Tahan rebah 17 gram - 39 % 20 % 1,6 –2,5 t/ha 2,04 t/ha Agak tahan terhadap penyakit karat daun - RPP. Rodiah, Ono sutrisno, Gatot Sunyoto, Sumarno dan Soegito 22 juni 1999 No. 776/Kpts/TP/240/9/99 | Introduksi dari Philiphina oleh PT. Nestle Indonesia tahun 1988 dengan Manchuria BPTP Krp-2 Ungu - Ungu - Hijau - Kuning mengkilap Putih abu - Determinate 60-70 cm 35 hari 85 hari - Tahan rebah - - - - 1,68-2.50 t/ha - Toleran terhadap penyakit karat daun - Sumarno, Rodiah, Ismail (BPTP Kr.Ploso), Ir. Noerahman (PT. Nestle), Diperta Tk. I Jawa timur 4 nopember 1998 No.861/Kpts/TP.240/11/98 |
Diterbitkan oleh: Instalasi Penelitian dan Pengkajian teknologi Pertanian Mataram
Kotak Pos 1017, Telp. (0370) 671312, Fax. 671620
Beberapa varietas unggul baru di coba dan diadaptasikan dalam skala luas (kegiatan perbanyakan benih sumber) pada lahan kering di Kabupaten Bima dan Dompu pada musim hujan 1999/2000, diperoleh hasil rata-rata 2,41 t/ha (Argomulyo), 2,19 t/ha (Bromo), 1,68 t/ha (Burangrang), dan 1,75 t/ha (Wilis) sebagai pembanding. Dari segi umur polong masak ternyata ke 3 varietas baru lebih cepat dibanding yang tertera dalam deskripsi yaitu 78 hari (Argomulyo), 80 hari (Bromo), dan 78 hari (Burangrang).
Budidaya Kedelai di daerah Jember - Bondowoso yang dilakukan petani sebagian besar dilakukan dengan sistem Tanpa Olah Tanah ( TOT ), umumnya penanaman kedelai dilakukan menjelang musim kemarau Yaitu setelah tanaman padi.. Ketika penulis menanyakan ke petani mengapa menggunakan sistem TOT dan apakah dengan sistem TOT petani memperoleh untung ? maka beberapa orang petani yang sempat diwawanca mengatakan bahwa penanaman kedelai dengan sistem Tanpa Oleh Tanah menguntungkan petani dengan alasan :
1. Menghemat biaya untuk pengolahan tanah
2. Menghemat biaya penyiangan karena begitu benih di tebar / ditanam biasanya tidak disiangi
3. Sebagian besar petani mengatakan keuntungan dengan menggunakan sistem TOT dapat diperoleh keuntungan 200% dari modal yang dikeluarkan. Dengan sistem TOT biaya yang dikeluarkan relatif lebih sedikit.
Menurut pengamatan penulis ada beberapa metode pembudidayaan kedelai yang dilakukan petani terkait dengan cara tanam kedelai yaitu
1. Ada petani yang menyebarkan benih kedelai begitu saja, hal ini sangat tampak dengan jarak tanam yang berbeda-beda dan tidak teratur.
2. Sebagian petani menanam benih kedelai dengan menggunakan Tugal sehingga jarak tanam masih lebih teratur
Menurut pengamatan penulis budidaya kedelai dengan sistem TOT terjadi persaingan unsur hara antara tanaman kedelai dengan gulma, hal ini sangat tampak dengan tumbuhnya gulma di antara tanaman kedelai. Untungnya kedelai mempunyai sistem perakaran yang dapat menangkap Nitrogen ( N ) dari udara sehingga tanaman kedelai dapat tumbuh dengan baik di antara gulma. Hal ini juga mempengaruhi populasi hama tanaman kedelai terutama hama ulat penggulung daun (Lamprosema indi ca) keping hijau ( Nezara viridula), keping coklat ( Reptortus linearis). Tingkat kerusakan oleh Nezara viridula mencapai 40 %.
Untuk mengatasi hama pada tanaman kedelai petani menyemprotnya dengan insektisida.
Walaupun kondisi yang demikian petani masih menerapkan sistem penanaman Kedelai dengan menggunakan metode Tanpa Olah Tanah ( TOT ) tersebut sampai pada tulisan ini kami posting karena dengan sistem TOT petani diuntungkan dan tentu saja tidak lepas dari faktor kebiasaan dari petani.
Teknis Budidaya Kedelai dapat dipelajari disini
Salam tani
Dwi Hartoyo, SP
REFERENSI
http://www.pustaka-deptan.go.id/agritek/ntbr0109.pdf
http://www.pustaka-deptan.go.id/agritek/ppua0119.pdf