Bawang merah ( Allium ascalonicum) merupakan komoditas hortikultura yang memiliki banyak manfaat dan bernilai ekonomis tinggi serta mempunyai prospek pasar yang menarik.
Selama ini budidaya bawang merah diusahakan secara musiman (seasonal), yang pada umumnya dilakukan pada musim kemarau (April-Oktober), sehingga mengakibatkan produksi dan harganya berfluktuasi sepanjang tahun.
Pada postingan kali ini kami mencoba memberikan informasi mengenai varietas unggul bawang merah yang berasal dari Philipina; Varietas bawang merah asal philipina ini tidak dijelaskan tetapi menurut kami yang dimaksud varietas unggul bawang merah tersebut tidak jauh berbeda dengan varietas Bangkok ( Varietas Bangkok 1 maupun Bangkok 2 ). Informasi ini kami peroleh dari Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BP2TP) Nusa Tenggara Barat. Menurut kami varietas bawang merah asal Philipina ini tidak jauh berbeda dengan varietas- varietas yang lain dilihat dari teknik budidaya maupun waktu panen.
Pada kesempatan ini kami informasikan bahwa varietas bawang merah Bangkok ( Bangkok 1 ) direkomendasikan untuk dataran rendah sedangkan varietas bawang merah Bangkok 2 direkomendasikan untuk dataran medium maupun dataran tinnggi. Informasi lebih jelas silahkan klik disini
Informasi mengenai varietas unggul bawang merah asal Philipina kami sajikan dibawah ini. Mudah-mudahan informasi ini berguna dan bermanfaat
Pemilihan bibit
· Varietas Philipina.
· Bibit dipilih, yaitu sudah disimpan + 3 bulan dari waktu panen dan bebas dari penyakit cendawan. Bila dipotong 1/3 bagian ujung ubinya, titik tumbuh umbi sudah tampak berwarna hijau. Bibit dipilih dari ukuran sedang sebanyak 0,8 - 1,2 ton bibit per ha.
· Sebelum ditanam, 1/3 bagian ujung atas umbi dipotong untuk merangsang tumbuhnya umbi samping dan mempercepat pertumbuhan tunas.
Pengolahan tanah
· Dibajak 2 kali dengan kedalaman + 30 cm yang diikuti penyisiran untuk meratakan permukaan tanah.
· Pembuatan bedengan dengan lebar 1,0-1,2 m dan panjangnya disesuaikan dengan panjang petakan dan disekat-
sekat dengan panjang 0,5-1,0 m di bagian pinggir kiri dan kanan. Jarak antara bedengan 20 cm dengan keda-
laman saluran 10-20 cm yang ber- fungsi untuk jalan, pemeliharaan, maupun sebagai saluran pengairan dan Pembuangan air.
Penanaman
· Bibit ditanam dengan jarak tanam 20 x 15 cm, dan dibenamkan sedikit di bawah permukaan tanah dan ditutup dengan tanah tipis. Untuk mencegah pembusukan, ujung potongan umbi dapat ditaburkan Dithane 45 atau abu dapur.
· Diberi mulsa jerami setebal + 2 cm, untuk penambahan bahan organik disamping diharapkan mempertahankan suhu dan kelembaban tanah.
Pemupukan
· 200 kg urea, 450 kg ;SP36, 200 kg ;KCl, 100 kg ;KCl, dan 10.000 kg ;pupuk kandang/ha.
· Pupuk kandang diberikan 7 hari sebelum tanam yang disebar merata pada saat pengolahan tanah pertama.
· SP36 diberikan semua pada saat tanam sebagai pupuk dasar.
· Urea, ZA, dan KCl diberikan 3 kali yakni saat tanam, 15 dan 30 HST.
Pupuk dasar dan susulan diberikan secara sebar merata pada saat sebelum penyiraman berlangsung.
Penyiraman
· Dilakukan sejak tanam sampai umur 3 (MST) minggu setelah tanam pada pagi atau sore hari sesuai kebutuhan.
Pada umur 4 MST, mulai diberikan air secara leb, yang dipompa dari sumur dangkal selama 7 hari (4-5 kali
pengairan) yang diselingi penyiraman sampai menjelang panen.
Penyiangan
· Secara manual 3 kali, yaitu pada umur 10, 25, dan 40 HST, disesuaikan gulma di lapangan.
Pengendalian hama dan penyakit
· Dengan konsep PHT. Pestisida digunakan sebagai alternatif terakhir.
Panen
· Setelah 80% populasi batangnya lemas, + 60-90 hari (tergantung varietas) dengan cara dicabut.
Sumber : Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BP2TP) Nusa Tenggara Barat.
Apabila informasi diatas dirasa kurang cukup dan anda ingin mengetahui budidaya bawang merah silahkan klik disini.
Salam tani
Dwi Hartoyo,SP
REFERENSI
http://www.pustaka-deptan.go.id/agritek/ntb0407.pdf