BUDIDAYA IKAN BAUNG


BUDIDAYA IKAN BAUNG

Selamat sore menjelang malam sahabat
Barusan tadi saya ketemu salah seorang yang kebetulan pulang hhabisa mancing Ikan tiba2 ia bercerita soal hasil pancingannya dan secara panjang lebar akhirnya cerita soal Ikan Baung, Ia berencana ingin melakukan Budidaya Ikan Baung tersebut. Oleh karena itu saya teringat soal ikan baung maka munpung ada kesempatan yg baik ini saya akan membahas soal ikan baung siapa tahu dapat memberi manfaat melalui postingan di Blog saya ini.

Baiklah sahabat yang saya cintai kita lanjutkan soal Ikan baung ini Oke.
Dalam rangka peningkatan taraf hidup masyarakat, khususnya petani/nelayan, kegiatan budi daya ikan merupakan salah satu alternatif yang dapat ditempuh. Kegiatan budi daya beberapa jenis ikan, seperti ikan mas, nila, mujair, gurame, lele, dan patin sudah umum dikembangkan di masyarakat.

Salah satu jenis ikan yang sangat potensial untuk dibudidayakan adalah ikan baung. Ikan baung adalah sejenis lele (catfish) yang hidup di perairan umum, seperti sungai (dari hulu sampai ke muara) dan danau. Di Indonesia, ikan baung cukup populer dan amat digemari oleh konsumen, khususnya di Sumatra dan Kalimantankarena berdaging tebal dan memiliki rasa yang khas.

Usaha budi daya ikan baung tentu saja membutuhkan benih yang cukup dan bermutu. Ketersediaan benih yang cukup, selain untuk keperluan budi daya, dapat juga untuk cadangan benih di perairan umum, sehingga keberadaan ikan tersebut tetap lestari. Untuk itu, periLu diupayakan usaha pembenihan antara lain melalui teknik pemijahan ikan dengan sistem rangsang hormon.

Sub-Balai Penelitian Perikanan Air Tawar (BEAT) Palembang telah mencoba memijahkan ikan baung secara buatan sejak tahun 1983 yang dilanjutkan pada tahun 1991. Tahun 1999 BBAT Sukabumi dan BBI Rumbai (Riau) juga telah berhasil memijahkan ikan baung dengan rata-rata produksi 20.000 - 40.000 benih setiap pemijahan. Hasil ini menunjukan adanya titik terang yang dapat diterapkan oleh para petani ikan secara luas.

Kegiatan pembesaran ikan baung di karamba, terutama di Sumatra, Semenanjung Malaysia, dan Kalimantan, telah mulai dikembangkan. Hasil benih dari pembenihan buatan tersebut temyata belum juga memenuhi kebutuhan, sehingga sebagian benih ditangkap di alam yang kemudian diadaptasi dan dibudidayakan di karamba. Usaha pembenihan dan pembesaran ikan baung masih mengalami berbagai kendala, sehingga informasi tentang teknologi budi daya sangat diperlukan.

Sahabatku semua.....
Di Indonesia terdapat 9 famili ikan lele yang terdiri atas 142 spesies ikan. Tujuh famili di antaranya mempakan kelompok famili ikan yang hidup di air tawar, yaitu Aridae, Bagridae, Clariidae, Doiichthydae, Silluridae, dan Sisoridae.

Secara Taksonomi Ikan baung diklasifikasikan ke dalam Phylum Chordata, Kelas Pisces, Sub-kelas Teleostei, Ordo Ostariophysi, Sub-ordo Siluroidea, Famili Bagridae, Genus Macrones, dan Spesies Macrones nemurus CV. (Saanin, 1968). Menurut Imaki et al. (1978), ikan baung dimasukkan dalam Genus Mystus dengan spesies Mystus nemurus CV.

Sinonim Mystus nemurus adalah Bagrus nemurus CV., Bagrus hoevenii Blkr., Bagrus sieboldi Bikr., Hemibagrus nemurus Bikr., Macrones nemurus Gunther., Macrones bleekeri Volza., Macrones howony Popla., dan Macrones borga Popla (Weber and de Beaufort, 1965).

Di daerah Karawang, ikan baung dikenal dengan nama ikan tagih atau senggal, sedangkan di Jakarta dan Malaysia dikenal sebagai ikan bawon, senggal, singgah, dan singah (Sunda/Jawa Barat); tageh (Jawa); boon (Serawak); niken, siken, tiken, tiken-bato, baungputih, dan kendinya (Kalimantan Tengah); baong (Sumatra) (Weber and de Beaufort, 1965; Djajadiredja et al., 1977).

Sedangkan secara Morfologis Ikan baung mempunyai bentuk tubuh panjang, licin, dan tidak bersisik, kepalanya kasar dan depres dengan tiga pasang sungut di sekeliling mulut dan sepasang di lubang pemafasan; sedangkan panjang sungut rahang atas hampir mencapai sirip dubur. Pada sirip dada dan sirip punggung, masing-masing terdapat duri patil. Ikan baung mempunyai sirip lemak (adipose fin) di belakang sirip punggung yang kira-kira sama dengan sirip dubur. Sirip ekor berpinggiran tegak dan ujung ekor bagian atas memanjang menyerupai bentuk sungut. Bagian atas kepala dan badan berwama coklat kehitam-hitaman sampai pertengahan sisi badan dan memutih ke arah bagian bawah.

Baiklah sobat semua untuk lebih mendetailnya sahabat bisa membuka catatan suapaya lebih jelas silahkan dibuka dan baca......
Dan jika memang ingin mendownloadnya buat ilmu pengetahuan sialahkan klik dibawah ini


Demikian sampai disini dulu sobat semoga bermanfaat
Salam.........................