Tanaman mengambil makanan dari dalam tanah dihisap oleh bulu-bulu akar yang diteruskan ke seluruh bagian atas tanaman melalui jaringan kayu (Xylem), setelah diolah oleh daun dengan bantuan sinar matahari (asimilasi) kemudian dialirkan lagi ke seluruh bagian tanaman melalui jaringan kulit (phloem), karena diperjalanan kulitnya dikupas (cangkok) maka makanan terhenti dan membentuk kalus, kalus ini bila menyentuh media yang basah maka akan membentuk akar, jadi mencangkok itu membuat cabang/batang tumbuh akar pada tempatnya, untuk kemudian dipotong dan dipindahkan menjadi tanaman yang baru.
Syarat pohon induk yang akan dicangkok sama halnya seperti untuk diambil matanya buat okulasi, cabang yang baik untuk dicangkok yaitu yang tumbuhnya tegak atau condong 45 derajat dan besar cabangnyakira-kira sebesar jari tangan, supaya akar mudah tumbuhnya jangan mencangkok cabang yang terlalu tua, yaitu diantara cabang tua dan cabang muda yang panjangnya 75 - 100 cm, waktu yang terbaik untuk mencangkok pada musim hujan supaya media tetap basah.
Berikut alat dan bahan yang dibutuhkan untuk mencangkok
1. Pisau yang tajam untuk mengerat
2. Sabut kelapa, lembaran plastik sebagai pembungkus cangkok
3. Tali plastik atau bambu untuk mengikat.
4. Media bisa dipergunakan tanah yang subur, moss atau sabut kelapa yang dicencang.
Cara kerja
1. Pengelupasan
Kulit disekeliling batang dikerat sampai kayunya, sepanjang besar lingkaran cabang, kemudian kulit dikelupaskan, pengeratan kulit bagian atas dimulai di bawah mata/buku, bila kulit cabang susah dikelupaskan hendaknya mencangkok jangan diteruskan, karena cabang demikian biasanya susah tumbuh akarnya, setelah kulit terkelupas cambium-nya digosok dengan kain lap dan dibiarkan 3 - 7 hari lamanya, tanaman yang bergetah lebih lama lagi dibiarkan sampai satu bulan hingga getahnya kering (untuk sawo, nangka, dan lain-lain)
2. Dipotong separo
Di bawah mata/ buku cabang dipotong miring keatas sedalam setengah lingkaran batang/cabangnya, kemudian bekas luka potongan diganjal dengan potongan kayu yang kecil kira-kira sebesar batang korek api sepanjang besarnya cabang, biasanya tanaman yang susah keluar akar, dengan cara ini mudah tumbuhnya, dan akar yang tumbuh pada ujung potongan diharapkan berfungsi sebagai akar tunggang
Bila media tanah yang dipergunakan untuk mencangkok, maka terlebih dahulu bagian bawah keratan dipasang sabuk kelapa melingkar yang dibawahnya diikat bersama cabang, kemudian lebih kurang dua genggam tanah gembur dan lembek ditutupkan pada luka keratan, selanjutnya sabut dibungkuskan keatas dan ujungnya diikat diluar, sabut dibungkus lagi dengan kain plastik yang lebarnya satu setengah kali besar cangkokan, agar dapat tertutup dengan rapat, sehingga media tidak mudah kering, bungkusan plastik ini ujung bawah, tengah, dan atas diikat lagi yang rapi dan kuat sehingga media dengan luka keratan dapat bersatu, mencangkok dapat dilakukan dengan media tanah yang langsung dibungkus plastik, akan tetapi pada waktu dipotong dan dibuka plastiknya sering kali tanahnya belah/gugur, sehingga akar-akarnya menjadi rusak.
Bila mencangkok mempergunakan media moss atau sabut kelapa yang dicencang, terlebih dahulu bahan-bahan tersebut direndam dalam air kemudian diperas dengan kain kain atau plastik, kemudian ditutupkan dan bagian bawahnya diikat, moss/sabut kelapa dimasukkan sampai padat dan cukup besarnya, bila kurang padat bagian tengahnya diikat lagi sampai kuat, media moss baik sekali untuk mencangkok karena tidak perlu penyiraman, akar mudah tumbuh sekalipun beberapa hari tidak turun hujan.
Ketika sudah berumur satu setengah bulan sampai dua bulan, cangkokan sudah keluar akarnya, semua cangkokan tidak akan tahan apabila setelah dipotong langsung ditanam dilapangan, untuk meengatasi ini diperlukan perenderan terlebih dahulu.
Cangkokan dapat dipotong setelah akar-akarnya menunjukkan warna cokelat, daun-daun tua bagian bawah dipotong setengah begitu pula ranting-ranting dan cabang yang tidak berguna dibuang, sehingga menghasilkan bentuk yang lebih baik, lalu pembungkus plastik dibuka dengan hati-hati agar akarnya tidak rusak, kemudian dideder didalam kantong plastik/ keranjang atau pot dan ditempatnkan pada tempat yang teduh.
Bila cangkokan ditempat pendederan daun-daunnya berwarna kuning dan berguguran, terutama daun tuanya, ini merupakan harapan bahwa cangkokan anda berhasil, apabila keadaannya terus segar, akan tetapi bila daun-daunnya kering menggantung, kemungkinan sekali cangkokan akan mati.
Untuk mengurangi resiko kematian, dapat dijalankan dengan sistem pendederan pohon, cangkokan yang telah keluar akar, pembungkus plastiknya dibuka dan di ganti dengan yang lebih besar, kemudian tanah yang gembur ditambahkan sampai akar-akarnya tertutup dengan rata.
Mendeder pohon bisa juga dengan mempergunakan daun pisang yang dibungkus melingkar, setelah ujung daun bagian bawah diikat kemudian ditambakan tanah gembur hingga penuh dan rata, sedangkan bagian permukaannya dibiarkan terbuka supaya tanahnya tidak tumpah, dibawah bibir daun dibantu dengan tali ikatan, mendeder pohon dengan cara ini bila tidak ada hujan penyiraman harus dilakukan setiap hari, atau diatasnya dipasang tabung dari bambu beruas atau kaleng bekas yang dapat meneteskan air dengan teratur.
Setelah akar-akar kelihatan menembus tanah yang baru atau menembus daun pisang dan berwarna cokelat, pemotongan baru dilakukan, akan semakin lebih baik hasilnya bila pemotongannya dilakukan secara bertahap.
(Sumber foto : maslatip.com) |